Dr Martin Graff dari University of South Wales melakukan penelitian kepada 90 korban penipuan online dengan modus kencan. Partisipan diminta mengisi survei untuk mengetahui kepribadian, rasa harga diri, kecerdasan emosional serta hubungan pertemanan mereka.
Kerugian yang ditanggung partisipan akibat penipuan juga bervariasi. Dalam waktu kurang dari 4 minggu, partisipan tertipu mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 130 juta. Tentu saja ini jumlah yang banyak dan tidak sedikit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penelitian kami menemukan bahwa orang-orang yang sensitif dengan kecerdasan emosional rendah memiliki risiko besar menjadi korban penipuan. Selain itu, sebagian besar dari mereka juga termasuk orang yang membutuhkan hubungan romantis sehingga lalai melihat kejanggalan," tutur Dr Graff, dikutip dari Medical Daily, Selasa (3/5/2016).
Modus yang dilakukan pun sebagian besar mirip. Pelaku menyatakan cintanya terlebih dahulu kepada calon korban dan melakukan beberapa hal yang romantis. Setelah itu, pelaku akan bercerita soal latar belakang keluarganya yang miskin atau bermasalah dan meminta bantuan uang dari calon korban.
Jenny Shearer, juru bicara dari FBI yang menangani kasus penipuan online, menyebut pelaku penipuan dengan modus kencan sangat lihat mencari titik-titik lemah psikologis seseorang. Mereka cenderung mencari korban yang sudah berumur di atas 40 tahun, berstatus duda atau janda, serta mengalami disabilitas.
"Celakanya, para korban selalu berharap mereka sedang menjalani hubungan asli dan jujur. Karena itu mereka jadi lebih rentan tertipu," tutur Shearer.
Baca juga: Aplikasi Kencan Online Dituding Tingkatkan Penyebaran HIV pada Remaja
Graff berharap penelitiannya bermanfaat untuk mengurangi seseorang menjadi korban penipuan online dengan modus kencan. Jika saat ini Anda memang sangat membutuhkan hubungan romantis, ia menyarankan lebih baik mencari pasangan dengan kencan buta atau perjodohan.
"Semakin canggih teknologi, semakin pintar pula pelaku kejahatan dengan modus ini. Karena itu perluas lingkaran sosial Anda sehingga tak perlu lagi mencari pasangan melalui internet," tuturnya. (mrs/vit)











































