Sebanyak 30 responden memilih berobat ke rumah sakit swasta jika badan terasa tak enak. Disusul dengan dokter praktik pribadi dengan diamini oleh 29 responden; klinik swasta (21 responden); rumah sakit pemerintah (18 responden) dan puskesmas (9 responden).
Sisanya memberikan jawaban yang lebih beragam. Dua di antaranya mengaku memilih rumah sakit atau klinik penerima asuransi terdaftar, termasuk BPJS. Ada juga yang memilih fasilitas kesehatan berdasarkan sakit yang dideritanya, semisal jika sakit biasa ke klinik yang menerima BPJS dan bila sakit gigi ke klinik swasta langganan keluarga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Asalkan ada komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya, dan ditekankan bahwa kita sebagai dokter akan berusaha yang terbaik dari sisi medis, maka pasien akan mempercayai dokter dan mematuhi aturan pengobatan," tandasnya.
Baca juga: Survei: Kalau Sudah Tak Tahan Sakit, Baru Periksa ke Dokter
Lalu penyakit apa yang paling sering ditemui dokter penyakit dalam di Indonesia? dr Indra mengungkap, kasus terbanyak yang ditemuinya selama 9 tahun berpraktik adalah diabetes mellitus (penyakit gula/kencing manis) beserta komplikasinya, disusul dengan penyakit infeksi dan hipertensi beserta komplikasinya (jantung, stroke, dan gagal ginjal).
Pria yang juga aktif mengajar di Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan ini mengingatkan diabetes bisa disebabkan oleh faktor keturunan maupun faktor gaya hidup yang tidak baik.
"Cara mencegahnya tentu harus menerapkan pola hidup sehat dengan memakan makanan sehat, olahraga cukup, menjaga berat badan dan mencari informasi yang benar mengenai penyakit diabetes mellitus ini," pesannya.
Ditambahkan dr Mangatas Manalu, SpPD dari RS Mayapada Lebak Bulus Jakarta Selatan, pasien Indonesia juga kerap mengeluhkan penyakit mag. Menurutnya, mag merupakan sebuah kondisi yang bisa dipicu berbagai hal, seperti faktor 'pikiran', bakteri dan pola makan yang tidak teratur.
"(Cara mencegahnya, red) sudah ada dalam hadits. Makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Selain itu, makanlah mengikuti aturan waktu tubuh, bukan aturan perasaan. Kalau udah waktunya harus makan, makan, jangan harusnya jam 1 makan, ini tidak makan sampai setengah empat sore. Akhirnya, makan karena lapar, jadi kebanyakan," urainya dalam kesempatan terpisah.
Baca juga: Kesalahan Ini Sering Dilakukan Oleh Pasien Ketika Periksa ke Dokter (lll/vit)











































