Studi: Tak Fokus Jadi Penyebab 90% Kecelakaan Lalu Lintas Pada Remaja

Studi: Tak Fokus Jadi Penyebab 90% Kecelakaan Lalu Lintas Pada Remaja

Firdaus Anwar - detikHealth
Senin, 09 Mei 2016 16:45 WIB
Studi: Tak Fokus Jadi Penyebab 90% Kecelakaan Lalu Lintas Pada Remaja
Foto: Andhika Akbarayansyah
Jakarta - World Health Organization pada tahun 2013 menyebut kecelakaan lalu lintas adalah penyebab kematian anak-anak tertinggi ke dua setelah infeksi pernapasan. Diperkirakan setiap tahunnya ada 400 ribu nyawa usia 0-25 yang meninggal karena terlibat dalam kecelakaan.

Berkaitan dengan hal tersebut, studi terbaru di Amerika Serikat menemukan umumnya pendorong kecelakaan lalu lintas pada remaja ini sebagian besar karena faktor tak fokus saat mengemudikan kendaraan. Hal-hal yang mengalihkan perhatian seperti penggunaan telepon seluler (ponsel), bercanda dengan penumpang, atau hal lainnya kerap membuat pengemudi remaja melepaskan fokusnya dari jalan.

"Riset telah menunjukkan bahwa pengemudi remaja lebih mudah terdistraksi daripada pengemudi dewasa. Pengemudi remaja juga lebih terlalu percaya diri dalam kemampuan mengemudinya sehingga cenderung lebih sering mengambil risiko, seperti memilih terdistraksi pada waktu yang tak tepat," ujar pemimpin studi Cher Carney dari Transportation and Vehicle Safety Policy Research Program, University of Iowa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Carney melakukan studinya dengan mengumpulkan data dari 400 pengemudi remaja berusia 16-19 tahun dalam rentang 6 tahun. Data diambil dari alat perekam yang ada dalam mobil partisipan sehingga peneliti bisa tahu perilaku berkendaranya seperti seberapa cepat akselerasi, pengereman, dan juga rekaman video dan audio 6 detik sebelum kecelakaan terjadi.

Baca juga: WHO: Indonesia Jadi Salah Satu Negara yang Keamanan Jalannya Buruk

Hasilnya diketahui sekitar 90 persen kecelakaan terjadi ketika partisipan sedang tak fokus melihat jalanan. Penyebabnya bermacam-macam mulai dari menggunakan ponsel, bengong melihat kendaraan lain, berusaha mengambil barang yang ada di dalam mobil, sampai karena dandan.

Carney mengatakan untuk mengatasi masalah ini tak cukup satu solusi saja. Namun demikian menurutnya kecelakaan mungkin tetap dapat mulai ditekan apabila nilai-nilai di masyarakat berubah melihat mengemudi sambil memakai ponsel sama berbahayanya seperti mengemudi sambil minum minuman beralkohol.

"Beberapa generasi yang lalu mengemudi sambil minum-minum masih diterima secara sosial," ujar Carney seperti dikutip dari Reuters, Senin (9/5/2016).

"Teknologi otomotif seperti pengereman otomatis dan penjaga jalur mungkin dapat membantu juga mengurangi risiko kecelakaan karena distraksi ini. Ditambah lagi dengan orang tua memberikan contoh yang baik tak memakai ponsel ketika berkendara dan menerapkan aturan yang ketat pada anak mereka yang masih remaja," tutup Carney.

Baca juga: Riset RSP Persahabatan: Sopir Gemuk Rentan Kecelakaan Akibat Microsleep (fds/vit)

Berita Terkait