Studi: Kasus Keracunan Rokok Elektrik Pada Anak-anak Meningkat

Studi: Kasus Keracunan Rokok Elektrik Pada Anak-anak Meningkat

Firdaus Anwar - detikHealth
Kamis, 12 Mei 2016 11:06 WIB
Studi: Kasus Keracunan Rokok Elektrik Pada Anak-anak Meningkat
Foto: Thinkstock
Jakarta - Seiring bertambahnya penggunaan dari rokok elektrik, kasus insiden kecelakaannya juga terus meningkat. Terlihat dalam studi terbaru oleh peneliti bahwa makin banyak anak-anak kini keracunan karena rokok elektrik.

Menurut salah satu peneliti dr Gary Smith dari Center for Injury Research and Policy, Nationwide Children's Hospital, anak-anak ini bisa keracunan karena menelan nikotin cair yang dipakai dalam rokok elektrik. Sebagian besar keracunan tak serius namun pada beberapa kasus ada juga yang sampai koma, kejang-kejang, dan meninggal.

Setidaknya dalam rentang waktu tiga tahun (2012-2015) di Amerika Serikat peneliti melihat ada sekitar 29 ribu panggilan darurat terkait ekspos anak terhadap nikotin dan tembakau. Sebanyak 4.128 panggilan di antaranya atau sekitar 14 persen disebut secara spesifik karena rokok elektrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Studi: Rokok Elektrik dan Rokok Tembakau Sama Bahayanya Bagi Ibu Hamil

Peneliti mengatakan temuan ini berfungsi sebagai pengingat orang tua bahwa nikotin cair bisa sangat beracun karena konsentrasinya yang tinggi sehingga sebisa mungkin jauhkan rokok elektrik dari jangkauan anak. dr Kyran Quinlan dari Rush University Medical Center menjelaskan dalam satu sendok teh cairan rokok elektrik, nikotin yang terkandung bisa setara dengan dua atau tiga bungkus rokok biasa.

Terlebih karena aroma dan rasa dari cairan rokok dibuat beragam, anak mungkin tak curiga dan menganggapnya seperti permen.

"Orang tua harus tahu bahwa nikotin yang sangat terkonsentrasi dalam cairan rokok elektrik adalah racun mematikan. Kemasan, rasa, dan warnanya dapat menjadi magnet bagi balita. Anak-anak seharusnya tidak memiliki akses ke rokok elektrik atau cairannya karena bisa membunuh mereka," tutup dr Quinlan seperti dikutip dari Reuters.

Baca juga: Vaping ataupun Rokok Biasa, Sama-sama Merugikan Perokok Pasif

(fds/vit)

Berita Terkait