Tes Urine Jadi Metode Baru Diagnosis Infeksi Virus Zika

Tes Urine Jadi Metode Baru Diagnosis Infeksi Virus Zika

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Kamis, 12 Mei 2016 13:32 WIB
Tes Urine Jadi Metode Baru Diagnosis Infeksi Virus Zika
ilustrasi tes urine (Foto: M Nur Abdurrahman/detikcom)
Jakarta - Darah menjadi tempat bersemayamnya virus Zika ketika menyerang tubuh manusia. Meski begitu, virus Zika ternyata juga bisa hidup dan bertahan lebih lama jika bersemayam di urine.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menyebut berdasarkan data yang mereka miliki, virus Zika hidup lebih lama ketika berada di urine ketimbang di dalam darah. Temuan ini bisa menjadi pertimbangan dokter ketika menangani pasienĀ  yang terinfeksi zika.

Dalam keterangannya, CDC mengatakan salah satu cara tes diagnosis Zika yang paling akurat dengan pemeriksaan urine. Tes yang disebut sebagai Zika Virus RT-PCR ini dilakukan 14 hari setelah pasien mengalami gejala pertama yakni demam tinggi, nyeri di sekujur tubuh dan ruam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Aplikasi Buatan Pengembang Italia Ini Bisa Petakan Distribusi Nyamuk

"Data yang kami miliki menunjukkan jumlah virus yang lebih banyak ditemukan pada sampel urine pasien daripada sampel darahnya. Selain itu, virus yang hidup di urine bisa bertahan lebih lama daripada yang ada di dalam darah," tulis CDC, dikutip dari Reuters, Kamis (12/5/2016).

Meski begitu, CDC mengatakan bukan berarti tes darah lantas ditinggalkan. Untuk diagnosis yang lebih akurat, tes darah dan tes urine harus dilakukan bersamaan maksimal 7 hari setelah gejala pertama muncul.

Sebelumnya dilaporkan, World Health Organization (WHO) memperingatkan agar negara-negara di wilayah Eropa mempersiapkan diri. Alasannya karena sebentar lagi akan masuk musim panas sehingga nyamuk bisa berkembang biak dan menyebar dengan lebih mudah.

"Nyamuk sekarang tak mengenal batas," kata Asisten Direktur Umum WHO Marie-Paule Kieny.

"Saat suhu musiman mulai naik di Eropa, dua spesies nyamuk Aedes yang kita ketahui mampu menyebarkan virus akan mulai beredar," lanjutnya.

Penelitian terbaru mengenai virus Zika menyebut bahwa virus tampaknya tak hanya berbahaya untuk bayi. Peneliti Brazil melihat kemungkinan virus juga bisa menyebabkan gangguan otak dan tulang belakang pada orang dewasa.

Baca juga: Bayi Kembar Unik di Brazil Ini Bisa Jadi Kunci Kalahkan Zika

(mrs/vit)

Berita Terkait