Program terapi ini melibatkan ribuan pil dan obat suntik yang harus diterima setiap hari. Dengan efek samping bisa dikatakan cukup berat, banyak pasien tak sanggup menjalani terapi sampai tuntas.
World Health Organization (WHO) mengatakan karena alasan itu saat ini telah dibentuk pedoman baru untuk diterapkan para dokter di tiap-tiap negara. Bila sukses maka waktu terapi bisa dipangkas menjadi hanya sembilan bulan dan biayanya juga dari sekitar Rp 30 juta menjadi Rp 13 juta per orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Asal Patuh Minum Obat, Tuberkulosis Pasti Bisa Disembuhkan!
"Ketika kami melihat pertama kali hasil dari regimen terapi yang lebih singkat ini pada tahun 2007, rasanya terlalu bagus hingga sulit dipercaya," kata dr Rusen seperti dikutip dari BBC, Sabtu (14/5/2016).
"Pedoman terapi yang lebih singkat ini menggunakan dosis berbeda dari obat yang sudah ada yang sebelumnya digunakan untuk kusta. Jadi kami berharap akan ada cukup waktu untuk peningkatan produksi obat sambil menunggu negara-negara menyiapkan sistem untuk pedoman baru ini, meski kemungkinan tetap akan ada masalah suplai," pungkas dr Rusen.
Baca juga: Perjuangan Budi, 19 Bulan Mati-matian Melawan Tuberkulosis Kebal Obat (fds/vit)











































