Praktisi kesehatan dari RS Cipto Mangunkusumo, dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menyebut bahwa kunjungan pasien mengalami peningkatan dalam sepekan belakangan ini. Mereka datang berobat dengan harapan penyakitnya bisa sembuh saat Ramadan tiba.
"Sebagian dari mereka bahkan minta obat, agar lambungnya tetap kuat saat puasa nanti," kata konsultan pencernaan yang juga mengajar di Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia ini, dalam rilisnya kepada wartawan, Selasa (17/5/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demikian juga dengan pasien gangguan asam lambung, seperti mag serta GERD (Gastro Esophageal Reflux Disease). Pasien dengan penyakit-penyakit seperti ini dianjurkan untuk berobat terlebih dahulu agar asam lambungnya terkontrol.
Apakah aman untuk berpuasa? Dalam sebuah wawancara dengan detikHealth, dr Ari menyebut bahwa sakit mag secara umum tidak menjadi penghalang untuk berpuasa. Dalam banyak kasus, puasa justru bisa memperbaiki pola makan sehingga mengurangi risiko kekambuhan sakit mag.
"(Penderita maag) boleh (berpuasa), justru lebih baik," kata dr Ari.
Baca juga: Ini Anjuran Dokter Bagi Penderita Maag yang Ingin Berpuasa
Puasa yang sukses dan sehat, menurut dr Ari bisa ditandai dengan penurunan berat badan. Bagi yang merokok, puasa juga bisa menjadi momentum yang tepat untuk mengurangi kebiasaan tidak sehat tersebut, atau bahkan berhenti sama sekali.
Baca juga: Berat Badan Turun Tandanya Mendapat Hikmah Sehat Berpuasa
"Sebelum kita berpuasa kita harus mempunyai motivasi yang kuat untuk dapat melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita batal karena sakit," pesan dr Ari.
Namun dalam kondisi tertentu, pasien tidak dianjurkan untuk berpuasa karena dikhawatirkan bisa memperburuk kondisi penyakit atau akan memperlama prises penyembuhannya. Kondisi-kondisi tersebut, seperti dipaparkan dr Ari antara lain sebagai berikut:
1. Pasien dalam perawatan rumah sakit dan dalam keadaan diinfus, baik infus cairan maupun makanan, atau pasien yang sedang mendapat transfusi darah.
2. Seseorang yang sedang dalam infeksi akut misal radang tenggorokan berat, demam tinggi, hepatitis akut atau diare akut.
3. Seseorang dengan migrain atau vertigo di mana kondisi sakitnya akan bertambah buruk jika pasien tersebut tidak makan atau minum obat.
4. Pasien dengan gangguan pernapasan akut seperti asma akut, penyakit paru obstruksi kronis yang berat.
5. Pasien dengan gagal jantung.
6. Pasien sakit mag yang sedang dalam keadaan akut, misal muntah-muntah hebat dan nyeri hebat sampai keluar keringat dingin.
7. Pasien kanker yang sedang dalam pengobatan atau belum diobati.
8. Pasien dengan gangguan liver (hati) kronis lanjut.
9. Pasien dengan gagal ginjal kronis yang sedang menjalani cuci darah atau peritoneal dialisis.
10. Pasien kencing manis di mana gula darahnya belum terkontrol, atau kalaupun terkontrol kebutuhan insulin masih tinggi, lebih dari 30 U per hari.
11. Orang tua usia lanjut dengan mengidap pikun (Alzhaimer). (up/vit)











































