"Kata 'aman' adalah hal yang sangat berat untuk digunakan oleh dokter sejujurnya. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya semakin menghadapkan kita dengan segala kemungkinan yang terjadi," tutur dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Untuk itu, dr Hari menegaskan penting sekali bagi masyarakat memahami sebuah risiko. Menurut dr Hari, apabila wanita memutuskan untuk hamil di atas usia 35 tahun, maka harus paham dan mengerti risiko yang mungkin dihadapi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu, kemungkinan hamil di atas usia 35 tahun juga lebih rendah dibanding usia di bawah 35 tahun dan tentunya semakin tua usia wanita, semakin rendah angka keberhasilan hamilnya," tutur ayah satu anak ini.
Baca juga: Makin Bergairah Saat Hamil Tua? Tenang, Itu Wajar Kok
Untuk memperbesar peluang kehamilan ketika wanita sudah berusia 40 tahun, dikatakan dr Hari hanya melalui teknologi reproduksi berbantu atau Assisted Reproductive Technology (ART) seperti stimulasi ovulasi, inseminasi, hingga bayi tabung. Lantas, ketika nanti si wanita hamil, apakah proses melahirkan harus melalui operasi caesar?
Menurut dr Hari, hamil di atas usia 35 tahun atau dalam hal ini 40 tahun bukan suatu indikasi harus melahirkan melalui operasi caesar. Namun, patut diingat kehamilan di atas usia 35 tahun meningkatkan kemungkinan bayi lahir melalui operasi caesar atas berbagai macam indikasi yang mungkin menyertai.
Jika sebelumnya si wanita sudah menjalani tubektomi lantas 'ikatan' pada tubektomi dibukan, untuk memperoleh kehamilan dikatakan dr Hari tidak ada konsesus yang jelas tentang kapan ia boleh mencoba kembali berhubungan intim dan hamil lagi pasca dilakukan tubal anastomosis.
"Tetapi pada prinsipnya seperti fase penyembuhan operasi, setelah tidak ada keluhan dan dapat beraktivitas normal lagi, sekitar 2 mingguan boleh untuk dicoba," tutur dr Hari.
Baca juga: Nyeri Punggung Saat Hamil? Ini Sebab dan Cara Mengatasinya
(rdn/vit)











































