Baru-baru ini, sebuah studi dari Norwegian University of Science and Technology (NTNU) dan ST Olavs University Hospital mengatakan bayi yang lahir prematur dan bayi yang lahir dengan berat rendah berisiko mengalami tulang rapuh di kemudian hari. Hal ini disebabkan, saat akhir masa kehamilan, zat kalsium dari ibu baru akan disalurkan ke janin. Maka dari itu, ketika bayi lahir prematur, penyaluran ini akan terganggu, dan anak mungkin akan memiliki tulang yang rapuh saat ia dewasa kelak.
"Studi kami menunjukkan bahwa bayi prematur ataupun memliki berat lahir yang rendah memiliki massa tulang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol, yang lahir tepat waktu dengan bobot normal," ujar Dr Chandima Balasuriya, ketua peneliti studi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun begitu, orang tua dapat mengatasi hal ini dengan memastikan anak mereka mengonsumsi makanan yang sehat dan berolahraga untuk membangun kekuatan tulang.
"Memastikan bahwa anak-anak dengan berat lahir rendah memiliki pola makan kaya kalsium, vitamin D dan protein, dan kombinasi dengan olahraga yang melibatkan aktivitas fisik dapat membantu mengurangi risiko patah tulang di kemudian hari," ujar Balasuriya, dikutip dari Mirror.
Studi yang dilakukan dengan mengamati 186 orang dewasa ini, dilakukan pada 52 responden yang memiliki berat lahir yang sangat rendah, rata-rata 1,2 kg dan usia kelahiran rata-rata 29 minggu. Selain itu, 59 peserta lain juga memiliki berat lahir kurang dari 3 kg dengan kelahiran tepat waktu. Sisanya, adalah kelompok kontrol.
Peneliti mengukur kandungan mineral tulang dan kepadatan di tulang belakang, leher, pinggul dan seluruh tubuh dan memandang aktivitas fisik yang saat ini dilakukan. Hasil menunjukkan orang dewasa yang lahir prematur memiliki massa tulang lebih rendah dibandingkan orang dewasa yang lahir dengan berat badan normal.
Baca Juga: Peneliti: Mengurus Anak Mendorong Manusia Jadi Makin Pintar (up/up)











































