Salah satu minuman yang laris manis saat buka puasa adalah teh manis. Namun ada juga yang memilih minuman elektrolit. Mana yang lebih baik?
dr AR Inge Permadhi, MS, SpGK, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusomo mengatakan teh manis lebih baik daripada minuman elektrolit atau minuman ringan lainnya untuk berbuka puasa. Sebabnya, teh manis dapat mengembalikan kadar gula darah yang turun lebih cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Buka Puasa dengan Kurma dan Teh Manis, Sehatkah?
Hal yang sama juga dikatakan oleh Dr dr Saptawati Badorsono, MSc. Menurut wanita yang akrab disapa dr Tati ini, teh manis memang lebih sesuai untuk berbuka. Dikhawatirkan jika berbuka puasa dengan minuman elektrolit, perut malah akan terasa sakit atau nyeri.
"Mungkin lebih sesuai dengan teh manis. Ada kandungan sitrat dalam minuman berelektrolit yang dapat mengiritasi lambung pada beberapa orang yang sering mengalami gangguan lambung," ucapnya.
Sedikit berbeda, dr David Fadjar Putra, MS, SpGK dari RS Pondok Indah-Pondok Indah, mengatakan minuman yang paling baik untuk berbuka puasa adalah air putih. Air putih penting mengembalikan cairan tubuh yang hilang saat puasa.
Selain itu, minum air putih juga dapat mencegah terjadinya dehidrasi. Seperti diketahui, aktivitas ditambah puasa selama 13 jam dapat membuat tubuh kehilangan banyak cairan.
"Yang pertama itu minum air dulu kemudian suhu ruangan yang tidak terlalu dingin kemudian boleh makan snack atau buah-buah. Makannya jangan buru-buru harus pelan-pelan. Jika ingin mengonsumsi makanan besar, disarankan setengah jam setelah berbuka," urainya.
Baca juga: Masalah Pencernaan yang Umum Terjadi di Awal Puasa dan Cara Mengatasinya (Martha HD/vit)











































