dr Andreas Prasadja, RPSGT dari RS Mitra Kemayoran mengatakan kurang tidur juga menjadi alasan mengapa seseorang lemas dan ngantuk di bulan puasa, selain karena tidak makan dan minum. Oleh karena itu, kebutuhan tidur tetap harus dicukupi meski sedang puasa.
"Jadi tidur itu tetap penting selama di bulan puasa. Biasanya kan memang akan berkurang karena harus bangun sahur, tapi sebisa mungkin dipenuhi kebutuhan jam tidur misalnya dengan tidur siang atau tidur ketika dalam perjalanan pergi atau pulang kantor," tutur pria yang akrab disapa dr Ade, dalam perbincangan dengan detikHealth, Jumat (10/6/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ada tiga alasan mengapa kebutuhan jam tidur penting. Pertama adalah alasan keselamatan. Di bulan puasa, aktivitas seseorang tidak berubah. Bagi pengendara yang mengendarai kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil, jangan sepelekan pentingnya kebutuhan tidur.
"Kita bisa lihat laporan polisi saja jumlah kecelakaan di bulan puasa sebagian besarnya karena mengantuk. Tentu saja sangat berbahaya ketika berkendara dalam keadaan ngantuk," urainya.
Kedua, tidur penting untuk menjaga produktivitas dan performa kerja. Rasa lemas muncul bukan hanya karena tidak makan dan minum, namun juga jam tidur yang sangat berkurang.
Terakhir adalah alasan kesehatan.. Dengan tidur yang cukup, emosi akan lebih terkendali sehingga energi tidak terbuang percuma dengan marah-marah. Selain itu, kurang tidur juga bisa meningkatkan nafsu makan yang berujung pada makan berlebih saat berbuka.
"Jadi kalau tidur cukup, nafsu makan juga akan lebih stabil. Ketika buka nggak rakus, jadinya tekanan darah nggak tinggi, gula nggak tinggi, metabolisme tidak terganggu. Pangkal utama sehat itu ya tidur sebenarnya," pungkas dr Ade.
Baca juga: Masalah Pencernaan yang Umum Terjadi di Awal Puasa dan Cara Mengatasinya
(mrs/vit)











































