Dr Emma Morton-Eggleston dari Harvard Pilgrim Health Care Institute, Boston, melakukan penelitian kepada lebih dari 440.00 wanita yang melahirkan dalam kurun waktu tahun 2002 hingga 2012. 32.253 Partisipan merupakan pasien diabetes kehamilan dan diminta untuk melakukan pemeriksaan gula darah setelah melahirkan.
Sayangnya, hasil studi menyebut hanya kurang lebih 25 persen yang melakukan pemeriksaan gula darah ke dokter maksimal satu tahun setelah melahirkan. Sisanya sekitar 75 persen tidak melakukannya, meskipun sudah diingatkan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang sangat mengecewakan, namun hasil penelitian ini tidak mengagetkan. Tidak banyak yang tahu bahwa pasien diabetes gestational berisiko mengidap diabetes melitus hingga 7 kali lipat dalam waktu 10n tahun setelah didiagnosis mengidap diabetes gestational," tutur Dr Emma, dikutip dari Reuters.
Dalam penelitian, ditemukan bahwa wanita Asia lebih mau melakukan pemeriksaan gula darah daripada wanita Kaukasia. Selain itu, ditemukan juga mereka yang memeriksakan diri ke pakar endokrin setelah melahirkan akan didiagnosis mengidap diabetes.
"Yang menjadi masalah adalah wanita yang mengalami diabetes gestational namun tidak memeriksakan kondisinya setelah melahirkan. Ia akan hamil lagi dengan kondisi gula darah yang tinggi dan tentu saja memberikan risiko bahaya pada janin dan dirinya sendiri," tutur Emma lagi.
Emma juga mengatakan waktu paling baik untuk melakukan pemeriksaan gula darah adalah 6 hingga 12 minggu setelah melahirkan. Jika hasilnya negatif pun, pemeriksaan tetap dianjurkan minimal sekali dalam waktu tiga tahun.
Baca juga: Untuk Ibu Hamil, Yuk Simak Hal-hal Penting tentang Diabetes Gestasional
(mrs/vit)











































