dr M. Adib Khumaidi, SpOT dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan mudik naik mobil merupakan pilihan terbaik bagi keluarga dengan anak-anak jika tak memilih bus atau kereta. Sebabnya, pemudik terhindar dari sengatan panas matahari atau hujan di perjalanan.
Meski begitu, dr Adib mengingatkan bahwa saat mudik, pemudik masih dalam keadaan berpuasa. Sehingga pemudik tetap harus memerhatikan kesehatan untuk menjaga keselamatan di perjalan. Caranya adalah dengan beristirahat tiap 6 jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau untuk drivernya harus istirahat tiap 6 jam. Ini untuk mengurangi risiko kecelakaan karena ngantuk atau lelah. Istirahat saja 15-20 menit dengan berbaring atau duduk, sekalian peregangan," tutur dr Adib kepada wartawan, baru-baru ini.
Beristirahat tiap 6 jam tidak hanya bermanfaat bagi sopir, namun juga penumpang. dr Adib mengatakan pemudik yang membawa keluarga dan anak-anak pasti akan bosan jika hanya duduk di dalam mobil. Beristirahat juga bisa menjadi momen melakukan peregangan tubuh atau buang air.
Khusus untuk perjalanan mudik dengan mobil yang membutuhkan waktu lebih dari satu hari, dr Adib sangat menganjurkan agar membawa sopir cadangan. Hal ini untuk menghemat waktu perjalanan sekaligus mengurangi risiko kecelakaan karena lelah dan ngantuk.
"Kayak di bus antar kota antar propinsi itu kan sudah jelas drivernya 2. Satu nyetir, yang satu tidur. Nanti gantian. Nah, yang bawa mobil pribadi untuk mudik juga sebaiknya seperti itu," tuturnya.
Terakhir, ia juga berpesan kepada pemudik untuk tidak ragu-ragu berhenti di posko kesehatan mudik ketika dalam perjalanan. Jika badan dirasa tidak sehat atau merasa kurang enak badan, ada baiknya untuk memeriksakan diri sebelum melanjutkan perjalanan.
Baca juga: 3 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Mudik Naik Motor (mrs/up)











































