Studi Ungkap Dampak 'Like' di Media Sosial pada Otak

Studi Ungkap Dampak 'Like' di Media Sosial pada Otak

Nurvita Indarini - detikHealth
Kamis, 14 Jul 2016 18:33 WIB
Studi Ungkap Dampak Like di Media Sosial pada Otak
Foto: detikINET/Irna Prihandini
Jakarta - Membuat status ataupun mengunggah foto di media sosial terasa sangat wajar. Apalagi belakangan tersedia aneka jenis media sosial. Lantas bagaimana dampak media sosial pada otak manusia?

Sebuah studi di pusat pemetaan otak University of California Los Angeles (UCLA) melakukan studi pada otak 32 remaja menggunakan mesin Fungsional Magnetic Resonance Imaging. Sebelumnya, para remaja itu terlebih dahulu diminta menggunakan media sosial serupa Instagram.

Peneliti memperlihatkan lebih dari 140 gambar mereka yang diyakini diberi 'like' oleh teman-temannya. Padahal sebenarnya tim penelitilah yang memberikan 'like'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat scan dilakukan, diketahui ada wilayah otak tertentu yang aktif oleh 'like' yang diterima, yakni bagian otak yang terkait dengan penghargaan. Semakin banyak 'like' yang didapat atas foto mereka, aktivasi daerah otak yang berhubungan dengan penghargaan (sirkuit reward) secara signifikan lebih besar.

Baca juga: Mirip di Film 50 First Dates, Memori Remaja Ini Terhapus Tiap Malam

Menurut penulis studi, Lauren Sherman, aktivitas di otak ini sama ketika merespons gambar orang yang dicintai atau ketika memenangkan sejumlah uang. "Nucleus accumbens, bagian dari sirkuit reward di otak, aktif ketika remaja melihat banyak like di fotonya. Ini bisa menginspirasi mereka untuk menggunakan media sosial lebih sering," kata Sherman, seperti dikutip dari CNN, Kamis (14/7/2016).

Sherman menyimpulkan sirkuit reward di otak dianggap sensitif pada masa remaja. Sensitivitas itu bisa menjelaskan mengapa remaja lebih tertarik menggunakan media sosial.

Baca juga: Cara Tepat Jaga Kesehatan Otak: Atur Porsi Makan

Mengomentari studi ini, Dr Iroise Dumontheil, dari Birkbeck University, mengatakan hasilnya tidak bisa diterapkan ke semua orang. Meski demikian, Dumontheil setuju jika media sosial mempengaruhi otak. Sebab hal-hal berbeda yang dialami berpengaruh terhadap cara otak tumbuh dan berubah.

Dipaparkan Dumontheil, ketika seseorang belajar sesuatu yang baru atau mengalami sesuatu hal, maka hal itu dikodekan dalam otak. Selanjutnya akan berpengaruh pada kekuatan koneksi antar neuron. (vit/vit)

Berita Terkait