Kepala Bagian Packaging Biofarma Yudha Bramanti mengatakan setidaknya ada tiga teknologi khusus yang diterapkan dalam beberapa produk vaksin. Satu dari wujud fisik vaksin itu sendiri ada yang berbentuk beku kering, kemasan yang hanya bisa sekali pakai, dan label yang berubah warna lewat VVM (Vaccine Vial Monitor).
Vaksin beku kering artinya wujud vaksin tak berbentuk cairan melainkan bubuk padat. Penggunaannya perlu larutan khusus sebelum vaksin bisa berubah bentuk menjadi cairan dan disuntikkan ke tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produk vaksin buatan Biofarma (Foto: Firdaus Anwar/detikHealth) |
Sementara itu untuk vaksin yang memang dari awal bentuknya sudah cair seperti vaksin polio, ada label VVM yang disematkan sebagai 'penjaga' ekstra kualitas vaksin. VVM dibuat secara khusus dengan material sensitif dan dapat berubah warna ketika ditempatkan di suhu ruangan sehingga bisa menjadi pertanda bahwa kualitas vaksin mungkin sudah terganggu.
Baca juga: Dapat Vaksin Palsu, Perlukah Imunisasi Ulang? Ini Pertimbangannya
"Untuk semua produk vaksin kita, vaksin dasar, sudah ada VVM-nya. Jadi untuk menguji itu asli atau palsu bisa simpan saja produk itu selama dua hari misalnya berubah warna enggak. Counterfeiter (pemalsu) dia mungkin akan mencetak saja labelnya gampang tapi itu bukan heat monitor," kata Yudha.
"VVM ini harganya mahal dan kita impor dari Amerika. Cuma satu itu saja prodosennya di dunia yang mengimpor VVM," sambung Yudha.
Pekerja di laboratorium Biofarma (Foto: Firdaus Anwar/detikHealth) |
Teknologi terakhir adalah kemasan vaksin yang hanya bisa sekali pakai. Sebagai contoh vaksin hepatitis B menggunakan kemasan berbentuk jarum yang akan rusak secara otomatis apabila sudah selesai dipakai. Limbah vaksin tak bisa dikumpulkan untuk digunakan kembali oleh tangan-tangan jahil yang ingin memalsukan.
"Uniject itu kemasannya sangat khas dan rasanya sulit dipalsukan. Ini kita impor juga dari Amerika Serikat," kata Yudha.
Baca juga: Menkes Buka 14 Nama RS Penerima Vaksin Palsu, Ini Daftarnya (fds/vit)












































Produk vaksin buatan Biofarma (Foto: Firdaus Anwar/detikHealth)
Pekerja di laboratorium Biofarma (Foto: Firdaus Anwar/detikHealth)