Meski Hanya Selintas, Degup Jantung Tak Berirama Berisiko Stroke

Meski Hanya Selintas, Degup Jantung Tak Berirama Berisiko Stroke

Firdaus Anwar - detikHealth
Senin, 25 Jul 2016 14:33 WIB
Meski Hanya Selintas, Degup Jantung Tak Berirama Berisiko Stroke
Foto: thinkstock
Jakarta - Pernahkah Anda merasa degup jantung cepat meski sedang tak berolahraga atau degupan tiba-tiba melemah hingga hilang? Bila ya kemungkinan hal tersebut menunjukkan adanya kondisi degup jantung yang tak teratur atau disebut juga fibrilasi atrium (FA). Meski gejalanya sepele dan hanya datang sesekali dokter mengatakan FA perlu lebih diwaspadai karena faktor besar untuk stroke.

Ketua 1 Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dr H. Salim Haris, SpS(K), mengatakan FA dibandingkan dengan faktor seperti hipertensi, diabetes, dan merokok, bisa jadi faktor risiko tunggal yang berdampak cepat. Oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk mengetahuinya dan segera mencari bantuan medis sebagai langkah pencegahan.

"Jadi misalnya kalau ada hipertensi itu skor untuk risiko strokenya nambah, terus ada diabetes juga nambah lagi, merokok tambah lagi dan itu semua menumpuk terjadi tahunan. Tapi kalau AF, hari ini kita kena besoknya mungkin sudah stroke," kata dr Salim saat ditemui di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Slipi, Jakarta, Senin (25/7/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa AF bisa begitu besar memicu risiko stroke dijelaskan oleh dr Yoga Yuniadi, SpJP(K), karena denyut yang tak beraturan membuat sirkulasi darah berantakan. Di dalam bilik jantung darah akan berputar-putar tak terpompa keluar seperti seharusnya sehingga akan terjadi penggumpalan darah.

Apabila gumpalan darah pada akhirnya keluar dari jantung dan masuk ke pembuluh darah, maka saat itulah penyumbatan ke otak terjadi memicu stroke.

Baca juga: Punya Riwayat Gangguan Jantung, Mimpi Buruk Bisa Jadi Berisiko Mematikan

"Jantung kita berdetak karena ada generator listriknya dari organ bernama SA node yang harus sampai ke bilik jantung baru terbentuk tenaga bisa berdenyut, ini pada kondisi normal. Ada kalanya terdapat keadaan sumber listriknya tidak hanya dari SA node tetapi dari banyak sumber di serambi jantung sehingga jadi irreguler dan cepat," papar dr Yoga.

"Karena banyak sumber listrik yang berkompetisi darah di sini menjadi berputar-putar di dalam bilik jantung. Jadi seolah-olah dikocok dan akibatnya akan timbul gumpalan darah," sambungnya.

Gejala yang mungkin bisa dirasakan saat FA menyerang misalnya seperti denyut jantung terasa hilang, melemah, berdetak kencang seperti main drum, atau denyut timbul lebih cepat dari yang diharapkan. Kalau seseorang merasakannya maka menurut dr Yoga segera periksa agar bisa diberikan tindakan obat pengencer darah (antikoagulan) sebagai langkah pencegahan stroke.

"FA terjadi kurang lebih 0,4 sampai 1 persen pada seluruh populasi, tapi pada kelompok 80 tahun bisa sampai hampir 60 persen. Makin meningkat dengan bertambahnya umur menunjukkan ia salah satu penyakit aging disease," jelas dr Yoga.

Baca juga: Serangan Jantung Tak Melulu Didahului dengan Nyeri Dada dan Berkeringat

(fds/vit)

Berita Terkait