"Menghapus stigma menjadi salah satu strategi untuk mengatasi dan mencegah gangguan jiwa. Nah, salah satu yang bisa kita lakukan adalah terus bebenah untuk memperindah tampilan RS," kata Direktur Utama RSJ Soeharto Heerdjan (RSJSH), dr Aris Tambing, MARS kepada detikHealth, Kamis (28/7/2016).
Dengan memperindah tampilan RS, diharapkan masyarakat yang merasa mengalami masalah dengan kejiwaannya mau datang ke RS untuk mengecek kondisinya. Sebab, lanjut dr Aris, saat ini masih banyak orang yang memiliki pikiran bahwa RSJ adalah tempat yang mengerikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya perlu kita perbaiki tampilan RS-nya. Meski memang untuk masyarakat perkotaan kesadaran akan kesehatan jiwa sudah mulai terasa, sudah mulai tahu ketika merasa ada masalah dengan kejiwaannya, perlu dicek," kata dr Aris.
Di RSJSH, kunjungan pasien rawat jalan per harinya sekitar 125 pasien. Dari 300 tempat tidur, terisi sekitar 200 dan mayoritas merupakan pasien yang menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sementara, untuk kelas VIP persentasenya hanya sekitar 3 persen.
"Pasien yang dirawat di sini itu skizofrenia sekitar 85 persen, karena skizo kan gangguan jiwa berat dan mengganggu ya. Yang lainnya pasien depresi tapi yang sudah ada indikasi percobaan bunuh diri. Kemudian perawatan pada anak dan remaja misalnya dia mengalami gaduh gelisah, retardasi mental," kata dr Aris.
Baca juga: Dampak Lain Kecanduan Ponsel, Banyak Orang Mengidap Lowbat Anxiety
(rdn/vit)











































