dr Sigit Solichin SpU mengatakan, jika pasutri memiliki riwayat kehamilan sebelumnya, namun sulit ketika ingin menambah momongan, bisa saja yang terjadi adalah infertilitas sekunder. Untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.
"Ada pasien saya anak pertamanya umur 10 tahun, sudah program anak kedua tapi istrinya nggak hamil-hamil. Setelah diperiksa ternyata memang ada masalah pada kesuburan suaminya. Nah sulit punya anak setelah sebelumnya ada riwayat kehamilan ini disebut infertilitas sekunder," kata dr Sigit dalam Media Gathering di RS Bunda, Jl Teuku Cik Ditiro, Jakarta, Jumat (12/8/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang, tidak ada batasan sampai berapa tahun pasutri menunggu momongan tapi tak juga berhasil, baru setelah itu dikatakan terjadi infertilitas sekunder. Hanya saja, bisa dilihat kemungkinan infertilitas sekunder sama seperti infertilitas primer.
Dikutip dari who.int, infertilitas primer adalah kondisi di mana seorang wanita tidak bisa melahirkan anak baik karena ketidakmampuan untuk hamil atau tidak mampu mempertahankan kehamilannya sampai ia melahirkan bayi dalah keadaan hidup. Jadi, bagi wanita yang mengalami keguguran spontan atau melahirkan bayi dalam keadaan meninggal, tanpa pernah memiliki riwayat melahirkan bayi dalam keadaan hidup, bisa disebut mengalami infertilitas primer.
"Dilihat saja kalau dalam waktu satu tahun pasangan berhubungan intim dengan rutin, tanpa pakai kontrasepsi tapi istri nggak hamil-hamil, patut dicurigai dan diperiksakan," kata dr Sigit.
Pada pasutri yang ternyata tak ditemukan masalah kesuburan baik di pihak suami atau istri, disarankan berhubungan intim setidaknya dua kali seminggu. Waktu tersebut dikatakan dr Sigit cukup longgar karena jika hubungan intim dilakukan lebih jarang atau lebih sering dari frekuensi tersebut, kualitas sperma juga tidak terlalu baik
dr Sigit menambahkan, 50 persen faktor infertilitas berasal dari pihaksuami. Nah, sebab infertilitas pria sekitar 30-40 persen tidak diketahui atau ditemukan kelainan. Kemudian, sebab tertinggi lainnya yakni varikokel dengan persentase 15,6 persen. Disusul biji kemaluan yang tidak turun ke kantong kemaluan (7,8 persen); infeksi saluran kemih( 8 persen); gangguan cairan sperma (5,9 persen); hipogonadisme (8,9 persen); sumbatan di vas deferens (1,7 persen); faktor imunolog (4,5 persen): dan kelainan lainnya (5,5 persen).
Baca juga: Gangguan yang Bikin Pasangan Susah Punya Anak (rdn/vit)











































