Kepada detikHealth, ahli gizi Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, menjelaskan bahwa manfaat tersebut pada dasarnya hanya bisa didapat jika diet diterapkan dalam jangka pendek dan dalam waktu tertentu saja.
"Iya kalau dalam waktu tertentu saja maka pola itu dapat berperan sebagai detoksifikasi atau proses pembuangan racun atau zat toksik dalam tubuh. Namun jika dilakukan dalam waktu lama, risikonya justru defisiensi gizi," tutur Rita, yang juga merupakan seorang dosen di Politeknik Kesehatan Negeri Jakarta II tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya kalau mau terhindar dari berbagai penyakit tidak menular seperti hipertensi atau diabetes, Anda justru harus tetap mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Tapi ingat, batasi jumlah gula, garam dan lemak," pesan Rita.
Baca juga: Segar dan Sehat, Ini Buah-buahan yang Dianjurkan untuk Pasien Diabetes
Jumlah gula yang dimaksud khususnya adalah gula yang dicampurkan dalam minuman dan makanan manis. Sementara penggunaan garam, biasanya lebih dikhususkan pada garam saat memasak. Jauhi juga makanan instan karena biasanya mengandung tinggi garam. Untuk lemak, hindari terlalu banyak mengonsumsi minyak, misalnya dalam bentuk gorengan.
"Sayur dan buah saja tidak bisa memenuhi kebutuhan protein, padahal protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan jaringan," imbuh Rita.
Demikian juga disampaikan oleh Dr dr Samuel Oetoro, SpGK dari MRCCC Siloam Hospital Semanggi. Menurutnya meskipun buah dan sayur kaya akan vitamin, mineral, serat, enzim pencernaan, serta air, namun untuk tubuh sehat Anda tetap memerlukan asupan lain. Beberapa asupan sehat yang juga penting di antaranya kacang-kacangan, ikan dan susu.
(ajg/vit)











































