Psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi, menyarankan orang tua untuk melihat diri sendiri terlebih dahulu sebelum melimpahkan semua kesalahan pada anak. Misalnya jika anak tidak mau mendengar nasihat orang tua, perlu dilihat apakah cara menasihatinya sudah benar.
"Misalnya ngasih tahunya sudah sesuai atau lebih banyak menggurui, apakah menasihati tanpa mendengarkan anak? Intinya kalau kita mau didengerin kita harus dengerin anak dulu. Itu hukum alam," papar Ratih dalam perbincangan dengan detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan mendengarkan anak, maka orang tua bisa sekaligus mengajarkan cara berkomunikasi yang baik pada anak. Menurut Ratih, dalam beberapa kasus yang dia temui, anak enggan mendengarkan nasihat orang tua lantaran saat anak bicara pun orang tua tidak mau mendengarnya.
"Kadang-kadang yang membuat anak nggak mau dengar itu adalah pola komunikasi yang nggak tepat. Maka itu orang tua harus bisa jadi pendengar yang baik," sambung Ratih.
Termasuk ketika orang tua mendapat laporan anaknya membolos saat sekolah. Seringkali orang tua terpancing untuk segera memarahi dan menghukum anak tanpa mau mendengarkan anak terlebih dahulu.
Disebutkan Ratih, ketika seorang anak membolos ada banyak sekali faktor yang memengaruhi. Kasus anak membolos yang satu dengan lainnya berbeda, sehingga penanganannya pun tidak bisa disamaratakan.
"Sangat tergantung case-nya ya, kita nggak bisa menyamaratakan. Tapi kalau remaja memang sangat terpengaruh apa yang dilakukan oleh lingkungan, di orang-orang sekitar, karena remaja butuh afirmasi atau pengakuan dari lingkungan," lanjut Ratih sembari menegaskan sebaiknya orang tua mencari tahu dulu apa penyebab anaknya membolos.
Baca juga: Begini Caranya Menghadapi Remaja yang Lebih 'Galak' dari Orang Tuanya (vit/ajg)











































