Salah satu yang menjadi perhatian adalah konsumsi soda diet ketika ingin menurunkan berat badan. Pakar menyebut tak semua makanan atau minuman yang menggunakan label diet bermanfaat. Riset terbaru dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health mengatakan tidak ada perbedaan signifikan antara kalori pada soda diet dan soda biasa.
Bahkan, mereka yang mengonsumsi soda diet berisiko 70 persen lebih tinggi memiliki lingkar perut yang lebih besar dalam waktu 10 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Studi: Berlebihan Konsumsi Minuman Manis Tingkatkan Risiko Kanker Empedu
Goodson mengatakan soda diet, susu low-fat ataupun minuman low-sugar memang tidak memiliki rasa semanis produk regulernya. Meski begitu, minuman-minuman tersebut tetap menggunakan pemanis buatan yang kandungannya kurang lebih sama.
"Sama halnya ketika Anda mengonsumsi camilan seperti biskuit atau pretzels. Meski jumlahnya sedikit, makanan ini memiliki jumlah karbohidrat yang tinggi dan membuat nafsu untuk mengonsumsi karbohidrat menjadi lebih besar," tandasnya, dikutip dari Health.com.
Goodson mengatakan lebih baik camilan diganti dengan buah-buahan atau sayuran. Jikapun ingin mengonsumsi camilan yang memiliki rasa, pilih camilan seperti selai kacang atau keju.
Makanan-makanan ini memang memiliki kalori lebih tinggi daripada kue. Meski begitu, kandungannya yang terdiri dari protein dan lemak dapat membuat Anda merasa kenyang dan menghindari kemungkinan untuk lapar lagi.
"Memang kalorinya lebih tinggi tapi protein membuat Anda kenyang lebih lama, dan hal ini malah membuat nafsu makan Anda berkurang," ungkapnya.
Baca juga: Terdengar Sehat, Asupan Ini Belum Tentu 'Aman' bagi Mereka yang Sedang Diet (mrs/vit)











































