Menurut dr Ni Made Desy Suratih, SpOG dari RSUP Persahabatan, diagnosis PCOS dapat dilakukan jika seseorang memiliki 2 dari 3 kriteria Rotterdam (2003). Kriteria tersebut yaitu si wanita memiliki siklus haid yang panjang (oligo) atau tidak haid, kadar progesteron tinggi, dan ovarium polikistik.
"Mayoritas yang mengalami PCOS adalah wanita obesitas yang memiliki kemungkinan tiga kali lipat mengalami gangguan infertilitas," tutur dr Made dalam simposium Penatalaksanaan Terkini Perdarahan Uterus Abnormal dan Infertilitas yang digelar HIFERI (Himpunan Endokrinologi-Reproduksi dan fertilitas Indonesia) Jaya di RSUP Persahabatan, Jalan Persahabatan Raya No 1, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (21/8/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Made menuturkan, obesitas berpotensi meningkatkan hormon dan kadar insulin yang pada akhirnya dapat mengganggu proses ovulasi dan penempelan ovarium pada dinding rahim. Walaupun begitu, dr Made mengingatkan bahwa PCOS dapat dibantu diatasi dengan menerapkan pola hidup sehat seperti pengaturan pola makan dan rutin olahraga.
"Penanganannya mudah, olahraga untuk menurunkan berat badan, dengan jalan cepat minimal 35 menit sehari dan imbangi dengan olahraga beban tapi harus teratur ya. PCOS dapat diatasi selagi ada niat," sambung dr Made.
dr Made juga mengatakan, pemberian salah satu obat yang umumnya diberi pada pasien diabetes bisa jadi alternatif mengatasi PCOS. Menurutnya, pemberian obat tersebut dapat membantu menurunkan kadar gula dalam tubuh dan membantu terjadinya ovulasi.
Baca juga: Kenali Gejala-gejala PCOS, Penyakit yang Bikin Wanita Sulit Hamil (rdn/vit)











































