Soal Kabar ARV Malah Sebabkan Kematian Pasien HIV-AIDS, Ini Kata Dokter

Soal Kabar ARV Malah Sebabkan Kematian Pasien HIV-AIDS, Ini Kata Dokter

Martha HD - detikHealth
Jumat, 26 Agu 2016 16:05 WIB
Soal Kabar ARV Malah Sebabkan Kematian Pasien HIV-AIDS, Ini Kata Dokter
Ilustrasi HIV-AIDS (Foto: thinkstock)
Jakarta - Baru-baru ini sebuah viral di dunia maya yang mengatakan obat ARV (antiretroviral) bisa memperburuk kondisi pasien. Tidak hanya itu, obat yang diperuntungkan untuk pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV) juga disebut dapat menyebabkan kematian. Lalu apa pendapat dokter?

"Saya percaya mereka tidak bermaksud jahat, hanya saja mereka tidak memahami permasalah lebih lanjut," kata Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi SpPD-KAI FACP dalam konferensi pers 'Perjuangan Orang Terinfeksi HIV Berjalan Jelajah Negeri untuk Menyehatkan Bangsa', di Munik Restoran, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/8/2016).

Kurangnya pemahaman inilah yang menurut Prof Samsu membuat si pembuat kabar menyimpulkan sesuatu dengan kurang tepat. Akibatnya muncul pemahaman yang kurang tepat untuk dirinya dan orang lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Ini Cah Gareng, ODHA yang Jalan Kaki 3.000 Km untuk Sosialisasi HIV-AIDS

"Padahal sayang sekali bagi pasien HIV yang tidak mengonsumsi obat ARV. Mudah-mudahan dengan informasi yang lebih tepat mereka akan menjadi positif serta memahaminya," sambung Prof Samsu.

Di kesempatan yang sama, Wijianto (33) atau akrab disapa Cah Gareng yang merupakan orang dengan HIV-AIDS (ODHA) menyebut pencetusan kabar itu merupakan propaganda yang bisa merugikan banyak orang.

"Penyebaran isu seperti itu seharusnya segera ditindaklanjuti. Kasihan teman-teman saya yang telah taat minum ARV kemudian diprovokasi dengan hal itu dan akhirnya nggak minum obat lagi, kemudian meninggal," tutur Cah Gareng.

Untuk menghindari isu-isu yang tidak tepat seperti itu, Prof Samsu menyarankan agar masyarakat jangan langsung percaya. "Cobalah untuk mencari kebenaran dari sumber yang tepercaya seperti dokter, WHO, atau tenaga medis lainnya," tegas Prof Samsu.

Baca juga: HIV Bisa Bikin Tubuh Seseorang Jadi Lebih Tua, Begini Penjelasan Dokter

Beberapa waktu lalu, dr Budiarto, Deputy Country Director dari Clinton Health Access Initiative (CHIA) mengatakan ada beberapa kekhawatiran terkait muncul virus HIV baru yang resistan terhadap ARV, lantaran obat ini harus dikonsumsi setiap hari. Hanya saja, sampai saat ini belum ditemukan adanya virus HIV jenis baru yang resistan terhadap ARV.

dr Budi menambahkan dengan metode Fixed-dose Combination (FDC), hal itu membuat ARV sebagai obat yang kompleks. Nah, dengan FDC, terdapat 3 zat yang ada di dalam obat tersebut. Hal ini menyebabkan virus sulit menyerap komponen zat ARV yang akhirnya membuat virus tidak menjadi resisten terhadap obat tersebut.

(vit/vit)

Berita Terkait