Dilaporkan dalam Journal of Emergency Medicine, dr Michael DeGeorgia dari University Hospitals Case Medical Center yang menangani pasien mengatakan memang pernah dilaporkan beberapa kejadian stroke akibat sengatan tawon atau lebah. Namun hal itu sangat jarang terjadi dan melibatkan banyak sengatan.
"Pasien sengatan bianya datang dengan reaksi lokal seperti gatal, nyeri, dan eritema. Manisfestasi sistemik seperti anafilaksis yang menyebabkan tensi rendah dan bronchospasm parah jarang terjadi namun mematikan. Komplikasi neurologis seperti stroke iskemik sangat jarang lagi," tulis dr DeGeorgia dalam laporannya di jurnal dan dikutip pada Senin (29/8/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak diketahui pasti apa yang menjadi pemicu stroke pada pasien, namun dr DeGeorgia curiga ini karena kandungan senyawa pada racun tawon yang memang diketahui dapat menyempitkan pembuluh darah. Apabila seseorang sudah memiliki faktor risiko stroke sebelumnya maka tak heran sengatan dapat memicu serangan stroke.
Pada kasus pasien dirinya hanya disengat sekali yaitu saat sedang bekerja di tempat konstruksi. Tidak lama timbul ruam dan satu jam kemudian tanda-tanda stroke seperti sulit bicara, lumpuh, dan wajah melorot ikut muncul.
Pasien dilarikan ke rumah sakit dan diberi terapi obat untuk serangan stroke umumnya. Obat bekerja dengan cara mengencerkan darah dan memperbaiki aliran pada pembuluh darah.
dr DeGeorgia mengatakan pasien kini sudah pulih dan kembali seperti biasa. Untuk berjaga-jaga ia kini membawa EpiPens untuk memberi dirinya dosis epinephrine yang bisa meningkatkan tekanan darah apabila tensinya terlalu rendah apabila disengat kembali.
Baca juga: Tingkat Merokok Turun, Kasus Stroke Fatal juga Berkurang
(fds/up)











































