Riki Febrian, Country Program Manager AIDS Healthcare Foundation (AHF) Indonesia, mengatakan rapif community testing merupakan strategi baru untuk memperluas cakupan tes HIV di Indonesia, terutama di populasi kunci. Program ini mengedepankan tes HIV yang dilakukan oleh komunitas, untuk orang-orang komunitas tersebut dan hasilnya bisa segera langsung diketahui.
"Kita sedang menyusun pilot programnya untuk di Indonesia. Inti tujuannya adalah tes HIV dilakukan dengan alat yang hasilnya diketahui saat itu juga. Semacam fingerprick begitu. Nah yang melakukan orang-orang dari komunitas juga," ungkap Riki, dalam konferensi pers kick-off program AHF di Indonesia, di Hotel Morissey, Jl KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riki mengatakan program ini berbasis pada penelitian yang dilakukan di luar negeri, di mana tes HIV tak perlu lagi dilakukan di fasilitas kesehatan dan tenaga medis. Beberapa negara yang sudah melakukan ini atas inisiasi AHF antara lain China dan Thailand.
Tujuan program ini adalah memperluas cakupan tes HIV. Riki mengatakan saat ini di Indonesia, persentase masyarakat yang melakukan tes HIV masih sangat rendah. Bahkan sebagian besar baru mengetahui statusnya setelah mengidap AIDS.
"Dengan Rapid community test ini kita bisa menyelamatkan lebih banyak orang dan mengurangi tingkat kematian bagi yang HIV positif karena langsung mendapat pengobatan. Kalau nggak tahu statusnya, bagaimana mereka bisa mendapat pengobatan? Itu yang jadi tujuan kita," urainya.
Saat ini, Riki menjelaskan bahwa program AHF baru dilakukan di 4 kabupaten dan kota di Indonesia, yakni Jakarta, Indramayu, Pangandaran dan Purwakarta. Jakarta dipilih karena merupakan ibukota dengan tingkat prevalensi HIV yang cukup tinggi.
Sementara Indramayu, Purwakarta dan Pangandaran dipilih karena berdasarkan pengamatan AHF, wilayah-wilayah tersebut belum memiliki program penanggulangan HIV yang komprehensif dan lengkap.
Kerjasama dilakukan dengan pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat setempat. Ada 5 LSM yang menjadi mitra AHF yakni PKBI Jakarta, Yayasan LAYAK Jakarta, Yayasan Mata Hati Pangandaran, Yayasan RESIK Purwakarta dan Perkumpulan Setia Indonesia Indramayu.
"Kemitraan dengan para pegiat HIV-AIDS yang tergabung di LSM lokal sangat strategis mengingat kemampuan mereka dalam menjangkau komunitas di sekitarnya. Mereka juga sangat mengetahui isu lokal terkait HIV-AIDS sehingga program bisa lebih tepat sasaran," tutupnya.
Baca juga: Sering Dapat Broadcast Penyebaran HIV Lewat Makanan Kaleng? Jangan Percaya!
(mrs/vit)











































