Kenali Beda Balita yang Ogah atau Memang Belum Mampu Diajari Mengenal Huruf

Kenali Beda Balita yang Ogah atau Memang Belum Mampu Diajari Mengenal Huruf

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Jumat, 02 Sep 2016 10:00 WIB
Kenali Beda Balita yang Ogah atau Memang Belum Mampu Diajari Mengenal Huruf
Foto: thinkstock
Jakarta - Saat diajari mengenal huruf dan membaca, balita bisa saja jadi ogah-ogahan, tidak bersemangat, atau justru menangis. Namun, orang tua juga perlu memperhatikan kapan anak sedang 'malas' belajar atau dia memang belum mampu diajari membaca.

Diungkapkan psikolog pendidikan dari TigaGenerasi, Rafika Ariani, Mpsi, Psikolog, anak bisa saja merasa ogah-ogahan saat diajari sesuatu. Namun, orang tua perlu melihat lagi apa yang membuat anak ogah-ogahan. Misalnya saja memang dia sedang tidak enak badan atau hanya bosan saja.

"Jangan sampai ketika anak mempelajari sesuatu terus dia nggak suka, ditinggalin begitu aja, didiamkan. Jangan tanamkan seperti itu," kata wanita yang akrab disapa Fika ini saat berbincang dengan detikHealth.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan Fika, ketika anak terlihat ogah-ogahan dan malas, suruh saja ia bermain lebih dulu. Sebab, bisa saja anak sedang bosan. Kemudian, besoknya aja ia kembali belajar dengan pendekatan sembari bermain. Begitu pun ketika anak justru menangis ketika diajari sesuatu, perlu ditilik lebih jauh lagi apa yang menyebabkan dia menangis ketika diajari mengenal huruf.

Baca juga: Sst! Ini Rahasia Agar si Kecil Tak Jadi Anak yang Minder

Pada prinsipnya, jangan memaksa balita untuk mempelajari sesuatu. Nah, Fika juga menekankan untuk tak memaksa anak ketika ia gagal. Patut dibedakan ketika anak hanya ogah-ogahan dan anak gagal. Kegagalan yang dialami anak ditunjukkan dengan ciri ketika ia diminta melakukan sesuatu, ia tidak bisa. Tidak hanya sekali, tetapi berulang-ulang.

"Misalkan anak diajari ini kucing yang sedang lapar. Kalau dia diminta mengulang terus cuma bilang ini kucing, artinya dia mudeng, bisa paham. Tapi kalau dia nggak mudeng, dia malah bilang ini orang, berarti dia belum bisa membedakan. Sehingga, perlu latihan lagi dan latihannya dilakukan perlahan-lahan," pungkas Fika.

Ketika sudah gagal tapi anak terus dipaksa belajar, Fika mengatakan efek yang bisa terjadi yakni anak akan merasa tidak percaya diri. Sehingga, ke depannya ia bisa mudah merasa minder dan tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki.

Baca juga: Boys Don't Cry, Benarkah Anak Lelaki Tak Boleh Menangis?


(rdn/vit)

Berita Terkait