Dari sekian banyak studi tentang bahaya radiasi ponsel, temuan University of Newcastle, Australia kali ini bisa dikatakan paling meyakinkan karena didapat dari hasil review terhadap 27 studi terkait radiasi ponsel.
Dua puluh satu studi di antaranya telah menunjukkan adanya keterkaitan antara radiasi ponsel dengan kerusakan sperma. Sepuluh studi melibatkan lebih dari 1.492 sampel sperma manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paparan ponsel juga mengakibatkan penurunan viabilitas sperma (kesuksesan sperma saat membuahi sel telur) sebesar 9 persen dan motilitas (pergerakan) sperma sebesar 8 persen. Hasilnya pun konsisten setelah peneliti melakukan sejumlah percobaan di lab dan mencocokkannya dengan berbagai studi sejenis.
Baca juga: Dekat-dekat Telepon Genggam yang Menyala Ditengarai Picu Impotensi
Studi-studi ini juga menyebut, kalaupun spermanya bertahan, banyak di antaranya yang telah mengalami kerusakan pada DNA-nya. "Tinjauan ini menunjukkan adanya kemungkinan RF-EMR (radiofrequency electromagnetic radiation) memicu kerusakan pada sel sperma pria, yang ditandai dengan menurunnya motilitas dan viabilitasnya, termasuk adanya kerusakan DNA," simpul peneliti seperti dilaporkan Ask Men.
Namun peneliti khawatir, sebab kebiasaan menyimpan ponsel di kantung celana masih dilakukan, yang berarti banyak pria mengabaikan risiko yang mungkin terjadi jika mereka nekat melakukan pembuahan dengan sperma yang DNA-nya sudah rusak.
Di sisi lain, studi semacam ini dianggap penting mengingat pria berkontribusi sebesar 40 persen terhadap kemandulan pasangan, dan 'kedekatan' antara pria dengan ponselnya dituding sebagai salah satu pemicunya.
Baca juga: Memakai Ponsel Saat Sedang Di-charge Bisa Merusak Sperma
Dugaan akan bahaya radiasi ponsel terhadap kesehatan pertama kali dikemukakan oleh studi dari Badan Kesehatan Dunia di tahun 2011. Bahkan saat itu, WHO telah menyebut radiasi ponsel sebagai salah satu jenis karsinogen kategori 2B. (lll/vit)











































