Dikutip dari Reuters, Ministry of Health dan National Environment Agency Singapura menyebut bahwa dari 341 orang pasien Zika, 8 di antaranya merupakan wanita hamil. Saat ini, pasien-pasien tersebut sudah mendapat pengawasan ketat dari dokter.
Zika menjadi ancaman bagi ibu hamil karena dipercaya dapat meningkatkan risiko anak yang lahir mengalami mikrosefali, kondisi di mana ukuran lingkar kepala anak lebih kecil dari normal. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah anak lahir dengan mikrosefali di Brasil sejak virus Zika merebak tahun 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laman Strait Times menyebut ada penurunan tren infeksi baru dalam beberapa hari terakhir. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya kasus baru Zika pada Selasa (13/9), meskipun pada Rabu (14/9) ditemukan ada 4 kasus baru.
Penemuan kasus baru masih terkonsentrasi di daerah Aljunied Crescent, Bedok North Avenue 3, Joo Seng Road, Bishan Street 12, Elite Terrace in Siglap, Ubi Avenue 1 dan Circuit Road. Upaya pembasmian sarang nyamuk masih dilakukan dengan fogging di sekitar daerah perumahan.
Sebelumnya dilaporkan, otoritas kesehatan Thailand mengonfirmasi sudah ada 200 kasus Zika yang terdeteksi di Negeri Gajah Putih tersebut sejak Januari 2016. Hal ini terungkap setelah publik menuntut transparansi dari pemerintah terkait risiko Zika di Thailand.
Sekitar 16 dari 76 provinsi yang ada di Thailand sejak Januari 2016 sebetulnya telah dikonfirmasi memiliki kasus Zika. Menurut uwannachai Wattanayingcharoenchai, juru bicara dari Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand, hingga sekarang sudah ada 30 wanita hamil yang positif terinfeksi dimonitor ketat dan enam di antaranya sukses melahirkan tanpa ada kecacatan.
Baca juga: Peneliti Temukan Bukti Monyet Juga Bisa Mengalami Cacat Lahir karena Zika (mrs/vit)











































