Sebuah riset terbaru yang dilakukan National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) mengungkap, wanita yang merasakan depresi di awal kehamilan berpeluang lebih besar untuk mengidap diabetes gestasional dibandingkan yang tidak merasakannya.
Fakta ini didasarkan pada pengamatan terhadap 2.800 responden yang diminta mengisi kuesioner di trimester pertama dan kedua, lalu dilanjutkan pada enam pekan selepas melahirkan untuk melihat ada tidaknya indikasi depresi pada responden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Studi: Depresi Turunkan Peluang Wanita untuk Bisa Hamil
Hasilnya pun memastikan wanita dengan skor depresi tertinggi di dua trimester pertama dalam kehamilan berisiko tiga kali lebih besar untuk terserang diabetes, dibandingkan yang skornya lebih rendah.
Di sisi lain, ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional juga berisiko tinggi untuk mengalami depresi postpartum atau depresi selepas melahirkan. "Temuan ini menunjukkan bahwa depresi dan diabetes gestasional bisa terjadi bersamaan," simpul ketua tim peneliti Stefanie Hinkle seperti dilaporkan Livescience.
Meski demikian, peneliti tidak mengatakan keduanya memiliki hubungan sebab akibat. Hanya saja beberapa studi sebelumnya mengungkap, depresi bisa jadi berpengaruh pada mekanisme pencernaan gula dalam tubuh, yang kemudian memicu kenaikan kadar gula darah.
Persoalannya, diabetes yang terjadi selama masa kehamilan menempatkan sang ibu dan jabang bayinya pada risiko tertentu. Sang ibu bisa mengalami preeklamsia atau naiknya tekanan darah saat melahirkan dan ini sifatnya mematikan; sedangkan ukuran tubuh si janin bisa membesar sehingga mempersulit persalinan.
Baca juga: Studi: Konsumsi Antidepresan Saat Hamil Tingkatkan Risiko Anak Depresi (lll/up)











































