Sebelumnya, Paida tak pernah berpikir bisa memiliki anak yang menjadi salah satu keiningan terbesarnya. Namun, berkat kemajuan pengobatan dan pastinya disiplin yang ia terapkan, Paida kini bisa hidup normal dan sehat.
"Aku diharuskan mengonsumsi obat tiga tablet dalam satu hari. Obat ini juga menurunkan risiko penularan HIV kepada Kai," tuturnya dikutip dari Daily Mail.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 16 Tanda yang Menunjukkan Orang Terinfeksi HIV
Paida dan Ibunya, Mavis yang berasal dari Zimbabwe pindah ke Inggris dan menetap di sana dengan harapan bisa membantu menyelesaikan persoalan HIV. Diketahui, penularan HIV terutama dari ibu ke bayi dapat dicegah dengan melakukan skrining dan pengendalian yang hati-hati selama kehamilan.
Setelah kepindahannya, Paida merasa takut dan terisolasi, ia pun mulai depresi dan bertingkah nakal. Hal tersebut menyebabkan ia menjadi sasaran bullying. "Aku berjalan di koridor dan mendengar seseorang mengatakan 'HIV atau mati'," imbuh Paida.
Di umur 16 tahun, Paida memutuskan untuk 'muncul' sebagai seseorang yang positif HIV di media sosial. Paida pun merasa lega karena tidak menutupi apapun sekarang.
Kini Paida aktif di media sosial seperti Facebook dan Snapchat untuk menghapus stigma masyarakat mengenai pasien HIV. Baru-baru ini Paida juga bergabung dengan Pangeran Harry untuk meningkatkan kewaspadaan HIV-AIDS.
Di halaman Facebook-nya Paida Mutupo - Rise Against Hiv and Stigmatization, Paida kerap membagikan informasi pasien-pasien HIV-AIDS yang membutuhkan bantuan. Ia juga membagikan berbagai info soal HIV-AIDS.
Baca juga: Tingkatkan Kesadaran Masyarakat, Pangeran Harry Lakukan Tes HIV-AIDS
Sementara, menurut dr Katherine Ajdukiewicz, konsultan penyakit menular di North Manchester General Hospital, stigma masyarakat mengenai HIV masih menjadi masalah besar dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengikuti tes HIV-AIDS.
"Saya pikir kampanye Paida berjalan sangat luar biasa. Sekarang kita masih hidup di dalam bayang-bayang 'jangan mati dalam kebodohan' pada era delapan puluhan dan kita belum mengubahnya. Semoga lebih banyak lagi 'Paida-paida' lain yang bisa meningkatkan kepedulian pada HIV-AIDS yang lebih baik," tutur Ajdukiewicz.
(rdn/vit)











































