Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Agum Gumelar menyebut kepedulian terhadap deteksi dini kanker payudara masih belum memuaskan. Ini terungkap saat timnya beberapa kali melakukan pendampingan pada anak-anak sekolah di daerah perkotaan.
"Ketika kita tanya siapa yang pernah periksa payudara, sebagian besar murid bilang belum pernah," ujar Linda dalam perbincangan dengan detikHealth di XXI Lounge Epicentrum Walk, Jakarta Selatan, Kamis (29/8/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Linda Gumelar (Foto: Uyung) |
"Padahal kalau kanker payudara terdeteksi sejak dini, 98 persen nyawanya bisa ditolong," tambah Linda.
Baca juga: Kebiasaan-kebiasaan Ini Bisa Bantu Pangkas Risiko Kanker Payudara
Di Indonesia, angka kematian akibat kanker payudara tercatat di angka 21,5 kasus tidap 100 ribu penduduk. Kanker payudara pada 2010 juga tercatat sebagai jenis kanker paling tinggi pada kasus rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit dengan jumlah pasien sebanyak 12.014 orang.
Sepanjang 2015, pemeriksaan melalui unit mobil mamografi YKPI telah menjangkau 3.427 orang. Temuan yang didapat yakni sebanyak 428 orang memiliki tumor jinak pada payudara dan dicurigai ganas sebanyak 47 orang.
Baca juga: Kena Kanker Payudara di Usia 17 Tahun, Begini Kisah Ratri
(up/vit)












































Linda Gumelar (Foto: Uyung)