Prof Ali Khomsan, MS, Guru Besar Departmen Gizi, Institut Pertanian Bogor, mengatakan manfaat ubi ungu juga bisa diambil oleh pasien diabetes. Sebabnya, ubi ungu memiliki indeks glikemik yang rendah.
"Kalau sumber utama karbohidrat kan ada tiga, beras atau nasi, kentang dan ubi jalar. Pilihan terbaik berdasarkan indeks glikemiknya adalah ubi jalar, termasuk ubi ungu, baru setelah itu kentang dan nasi," tutur Prof Ali, dalam temu media SUN Ubi Ungu di Hotel Veranda, Jl Kyai Maja, Jakarta Selatan, Senin (3/10/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Begini Pengolahan Ubi Jalar Ungu yang Tepat Agar Gizi Tak Banyak Berkurang
Semakin rendah indeks glikemik makanan, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubahnya menjadi glukosa. Bagi pasien diabetes, hal ini berarti risiko terjadinya peningkatan gula darah secara mendadak menjadi rendah.
Dari segi tanaman ubi jalar, ubi ungulah yang memiliki indeksi glikemik paling rendah dibandingkan dengan talas ataupun singkong. Namun bukan berarti pasien diabetes hanya dianjurkan untuk makan ubi ungu saja.
Sayangnya, dikatakan Prof Ali, masyarakat Indonesia belum terlalu menyukai ubi sebagai makanan utama. Ubi dianggap sebagai camilan yang pengolahannya pun lebih banyak digoreng. Padahal manfaat paling besar dari ubi bisa diambil jika ubi diolah dengan direbus atau dikukus.
Di sisi lain, nasi memang lebih umum dijadikan makanan utama. Kandungan protein pada nasi juga lebih tinggi daripada ubi. Sehingga jika ingin mengonsumsi ubi, diusahakan lauknya yang memiliki kandungan protein tinggi seperti ikan atau daging.
"Bisa juga jadi variasi makanan supaya tidak bosan. Paginya makan nasi, siang makan ubi, malamnya nasi lagi. Atau dibalik juga tidak apa-apa. Ini lebih baik daripada pagi, siang, malam makannya nasi saja," ungkapnya.
Baca juga: Ini Sebabnya pada Beberapa Orang, Makan Ubi Bisa Picu Sering Kentut
(mrs/vit)











































