Bukan Cuma Tentara, Ibu yang Keguguran Juga Rentan Gangguan Mental PTSD

Bukan Cuma Tentara, Ibu yang Keguguran Juga Rentan Gangguan Mental PTSD

Firdaus Anwar - detikHealth
Rabu, 02 Nov 2016 18:05 WIB
Bukan Cuma Tentara, Ibu yang Keguguran Juga Rentan Gangguan Mental PTSD
Foto: thinkstock
Jakarta - Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah kondisi gangguan kesehatan mental yang bisa dialami seseorang pasca mengalami peristiwa bencana psikososial traumatis. Gejalanya dapat berupa kilas balik ingatan, mimpi buruk, perasaan cemas parah, serta pikiran yang tak terkendali tentang peristiwa traumatis tersebut.

Tentara selama ini disebut salah satu kelompok yang paling rentan untuk terkena PTSD dengan alasan karena dekat dengan peperangan. Namun selain itu, ada kelompok lainnya yang menurut studi juga rentan yaitu ibu yang alami keguguran.

Baca juga: Kenali, Berbagai Gejala PTSD yang Bisa Terjadi Pasca Bencana Psikososial

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemimpin studi dr Jessica Farren dari Imperial College London mengatakan bahwa empat dari 10 ibu yang alami keguguran, bahkan di masa awal kehamilan, bisa alami gejala PTSD. Dilaporkan dalam jurnal BMJ Open gejala muncul hanya tiga bulan setelah keguguran terjadi.

"Fenomena ini seperti ujung gunung es... Karena setelah kita rawat para wanita ini secara klinis dan memulangkannya, tidak ada kesempatan untuk memantau bagaimana mereka beradaptasi secara mental," kata dr Jessica seperti dikutip dari BBC, Rabu (2/11/2016).

"Kami sangat terkejut dengan tingginya angka wanita yang alami gejala PTSD setelah alami keguguran di masa awal kehamilan," lanjut dr Jessica.

PTSD penting untuk diperhatikan karena kehidupan seseorang bisa sangat terpengaruh olehnya. Dalam studi sebanyak 40 persen wanita yang alami gejala mengaku jadi lebih sulit untuk membangun hubungan dengan rekan kerja, teman, atau keluarga.

Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi PTSD? Ketua Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Psikiatri Dr dr Nurmiati Amir SpKJ(K) mengatakan bisa dengan memberikan bantuan dukungan psikologi. Pada orang-orang berisiko tinggi pendampingan berkesinambungan oleh para ahli bisa dilakukan.

Baca juga: Faktor-faktor yang Perbesar Risiko Seseorang Alami PTSD Pasca Terjadi Bencana


(fds/vit)

Berita Terkait