Peneliti mendasarkan kesimpulannya dari hasil pengamatan terhadap lebih dari 2.000 anak kembar yang lahir di Inggris dalam kurun 1994-1995, sejak lahir hingga menginjak umur 18 tahun.
Dari situ ditemukan bahwa anak yang menjadi korban pundung sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah berisiko 70 persen lebih tinggi untuk kelebihan berat badan di usia 18 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Studi: Berat Badan Jadi Faktor Utama Terjadinya Bullying pada Anak
Secara garis besar, anak korban pundung juga memiliki waist-hip ratio, salah satu ukuran obesitas lainnya.
"Kami tidak bisa mengatakan pundung itu memicu agar seseorang menjadi kelebihan berat badan, tetapi setelah kami mengesampingkan alternatif lainnya, faktor ini tetap relevan," jelas ketua tim peneliti, Jesse Baldwin dari King's College London seperti dilaporkan Medical Daily.
Memahami hal ini, Baldwin dan timnya berharap temuan mereka bisa jadi panduan untuk melindungi anak korban pundung. "Setidaknya kita bisa mendukung mereka, sekaligus mencegah mereka mengalami kelebihan berat badan. Di antaranya dengan mengajak olahraga dan mendorong untuk makan makanan sehat," paparnya.
Psikolog anak dari Universitas Tarumanegara, Naomi Soetikno menyebut orang tua memiliki peran penting dalam mendampingi anak yang di-bully karena gemuk. "Harus diyakinkan, bahwa ada orang tua yang menyayangi mereka," kata Naomi seperti diberitakan detikHealth sebelumnya.
Setelah itu, baru anak diajak menerima dirinya sendiri dan mengenali kelebihan maupun kekurangannya, seperti ketidakmampuan mengontrol nafsu makan atau gemuk membuat anak kurang aktif.
Harapannya mereka tertantang untuk mencari cara mengatasi kondisinya. Baik dengan mengurangi porsi makan maupun meningkatkan aktivitas fisik.
Baca juga: Anak Anda Bisa Jadi Korban Bullying Kalau Gejalanya Seperti Ini
(lll/vit)











































