Seperti penuturan drg Irayani Queencyputri dari Hendra Hidayat Dental Center (HHDC), gigi berjejal atau jarang-jarang terjadi karena faktor turunan. Faktor tersebut dikatakannya bisa memengaruhi ukuran gigi maupun tulang rahang.
Dokter yang akrab disapa disapa drg Rara ini memberi contoh orang tua yang memiliki gigi rapi, namun sang ibu punya gigi dan rahang kecil sementara si ayah punya gigi dan rahang yang besar. Nantinya, sang anak bisa memiliki gen rahang kecil dari sang ibu sementara ukuran giginya bisa mengikuti si ayah. Akibatnya, gigi anak bisa tumbuh berjejal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dokter: Gigi Susu Anak Terlihat Jarang Tanda Perkembangan Rahangnya Bagus
"Jadi sebenarnya gigi berjejal bukan karena gigi dewasa tumbuh lebih besar dari gigi susu. Namun itu karena ukuran gigi dan rahang yang berbeda. Gigi dewasa itu pasti lebih besar daripada gigi susu karena menyesuaikan dengan usia," kata drg Rara.
Beberapa waktu lalu, drg Dwi Anie Lestari, SpOrt dari pengurus Ikatan Ortodontis Indonesia (IKORTI) Komda Jaya, mengatakan renggangnya gigi susu pada anak, terutama balita menunjukkan perkembangan gigi dan mulutnya yang baik. Sebab, pada dasarnya setelah tumbuh, gigi tidak akan bertambah besar.
"Saat gigi susu tumbuh dengan ukuran segitu, ya ukurannya bakal segitu. Nah, sebenarnya yang tumbuh itu rahang. Sehingga saat rahangnya membesar, giginya terlihat jarang. Dulunya gigi anak rapat kok jadi renggang, itu berarti bagus," terang drg Dwi.
Baca juga: Tak Dibiasakan Rajin Mengunyah, Gigi Anak Bisa Tumbuh Berjejal
(rdn/up)











































