Kebiasaan ini tentu membuat pola tidur anak menjadi terganggu dan anak jadi tak bersemangat di keesokan harinya. Tak cuma memengaruhi nilai akademis anak di sekolah, kurang tidur nyatanya juga bisa membuat anak berisiko obesitas saat dewasa.
Demikian disampaikan oleh para peneliti dari Mailman School of Public Health, Columbia University, New York, dan dikutip dari News Max Health.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Keseringan Pilih Menu Junk Food untuk Makan Siang, Ini Efek Buruknya
Selama ini diketahui kurang olahraga merupakan faktor risiko obesitas yang paling banyak dialami anak-anak, namun menurut penelitian yang telah diterbitkan dalam Journal of Pediatrics ini, kurang tidur juga memberikan peran penting.
"Kurang tidur saat masa anak-anak dan remaja membuat Anda lebih berisiko mengalami obesitas di kemudian hari," tutur salah satu peneliti yang terlibat, Shakira Suglia.
Ia melanjutkan, kegemukan saat remaja dan dewasa umumnya sulit untuk diatasi. Semakin lama Anda mengalami obesitas, maka semakin besar pula risiko Anda untuk mengalami masalah kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
"Pesan bagi orang tua, pastikan anak-anak Anda tidur malam setidaknya selama 8 jam. Tak cuma membantu mereka tetap bersemangat untuk belajar di sekolah, tapi juga membantu anak tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat," tutur Suglia.
Menurut US Centers for Disease Control and Prevention, anka-anak dan remaja setidaknya membutuhkan tidur malam selama sekitar 9-10 jam.
Kurang tidur diketahui memicu rasa kantuk berlebihan di siang hari, serta kelelahan. Pada akhirnya, kondisi ini juga memicu munculnya nafsu makan berlebih dan membuat keinginan untuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi menjadi lebih tinggi. Obesitas pun menjadi risiko utamanya.
Baca juga: Banyak Gangguan Saat Makan, Anak Jadi Lebih Berisiko Gemuk
(ajg/vit)











































