Studi terbaru yang dilakukan oleh The University of California, Los Angeles, menyebutkan bahwa pola makan yang didominasi oleh makanan olahan dan lemak seperti junk food dapat menyebabkan kelelahan, kurangnya motivasi dan penurunan kinerja.
Menurut ahli biologi Aaron Blaisdell, efek buruk dari konsumsi junk food berlebihan ini diawali dengan peningkatan berat badan. Pada studinya terhadap tikus, obesitas akibat konsumsi junk food juga berdampak pada perilaku tikus.
Baca juga: Banyak Gangguan Saat Makan, Anak Jadi Lebih Berisiko Gemuk
Ia dan rekan-rekannya membagi 32 tikus betina menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberi diet makanan yang relatif belum diolah, sementara kelompok kedua diberi diet kaya akan gula dan lemak jenuh seperti junk food. Semua tikus kemudian diberikan tugas untuk mendorong tuas, untuk menerima makanan atau air.
Selama tiga bulan percobaan, peneliti mengamati bahwa kelompok tikus yang mengonsumsi diet junk food secara signifikan lebih gemuk dibandingkan kelompok lainnya. Kelompok tikus obesitas ini juga mengambil istirahat lebih lama dan lebih jarang mendorong tuas. Para peneliti menyebut kurangnya motivasi ini sebagai gangguan kognitif.
"Hasil temuan ini sangat mungkin diterapkan pada manusia, karena sistem fisiologisnya mirip," ungkap Blaisdell.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(ajg/vit)











































