Seperti disampaikan Prof Lesley Regan, dari Imperial College London, program hamil seringkali bisa menjadi terhambat jika calon ibu memiliki riwayat obesitas.
Selain menyulitkan program hamil, obesitas juga membuat ibu hamil berisiko mengalami keguguran dan diabetes gestasional. Risiko lainnya adalah bayi juga bisa menjadi kegemukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dampak Kegemukan pada Ibu Hamil, Anak Jadi 'Tua Sejak Lahir'
Menurut Regan, lemak yang menumpuk di tubuh wanita akibat obesitas dapat memengaruhi kualitas ovulasi, serta turut memengaruhi proses penempelan embrionya kelak. Oleh sebab itu, penurunan indeks massa tubuh dan pembakaran lemak pun dianggap menjadi salah satu cara efektif untuk menjaga kesehatan kehamilan.
Ketika seorang wanita kemudian terlanjur hamil dalam kondisi berat badan yang masih berlebihan, maka tak ada salahnya untuk tetap melakukan olahraga ringan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa rutin berolahraga selama kehamilan dapat menurunkan risiko persalinan operasi caesar.
Aktivitas fisik secara teratur selama proses kehamilan juga mengurangi kemungkinan bayi lahir dengan kelebihan berat badan.
The Royal College of Obstetricians dan Gynaecologists menyarankan wanita hamil untuk berolahraga rutin setidaknya 30 menit dalam sehari. Beberapa pilihan jenis latihan yang bisa dilakukan adalah berenang atau yoga.
Baca juga: Demi Jaga Berat Badan, Dokter Anjurkan Ibu Hamil Punya Timbangan di Rumah (ajg/vit)











































