Seseorang yang Tampak 'Normal', Belum Tentu Mentalnya Baik-baik Saja

Seseorang yang Tampak 'Normal', Belum Tentu Mentalnya Baik-baik Saja

Nurvita Indarini - detikHealth
Kamis, 08 Des 2016 13:57 WIB
Seseorang yang Tampak Normal, Belum Tentu Mentalnya Baik-baik Saja
Foto: Facebook Ellie Newton
London - Seseorang bisa saja tampil dengan pakaian rapi serta makeup yang membuatnya cantik dan tampak normal. Tapi bukan berarti kondisi mentalnya baik-baik saja. Itulah curhatan seorang remaja yang selama ini selalu tampil cantik.

Curhatan itu ditulis remaja bernama Ellie Newton di laman Facebook-nya. Di sana dia memasang foto yang memperlihatkan dirinya dengan dua kondisi berbeda. Foto pertama menampilkan Ellie yang wajahnya dipulas makeup. Sedangkan foto yang satunya memperlihatkan Ellie tanpa makeup, sehingga tampak matanya yang agak sembap dan rambutnya yang berantakan.

"Wajah di sebelah kiri adalah apa yang saya tampilkan pada dunia, sedangkan yang sebelah kanan itu polos, saya yang tidak diedit," kata Ellie dalam postingannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ellie menambahkan, saat ber-makeup, dirinya tampak seperti remaja kebanyakan. Normal, di mana rambutnya ditata dengan apik dan wajahnya pun terlihat ayu. Sementara fotonya yang tanpa makeup merupakan penampilan yang selama ini tidak diperlihatkan pada dunia.

"Lelah, menangis, wajah sembap, kantong mata, rambut berantakan, tanpa makeup, rambut nggak disisir, tidak rapi dan kelelahan. Inilah yang dilakukan penyakit pada saya. Hanya karena tidak terlihat, bukan berarti penyakit itu tidak ada," tutur gadis berusia 18 tahun ini.

Kata Ellie, selama ini dia berusaha untuk menyembunyikan kondisinya yang terkait dengan mental. "Anda tidak bisa melihat kesehatan mental. Tapi bukan berarti ini tidak seserius isu kesehatan lainnya. Ya, ini nyata," imbuhnya.

Dalam postingannya yang lain Ellie mengatakan dirinya mulai punya masalah kesehatan mental saat berusia sekitar 14 tahun. Ini tak lepas dari bullying yang Ellie hadapi, sehingga itu membuat dirinya takut ke sekolah dan sulit melakukan hal-hal sederhana.

Baca juga: Lewat Foto Pengidap Gangguan Jiwa, Demi Lovato Kampanye Kesehatan Jiwa

Kala itu, Ellie tidak bisa memahami apa yang ada dalam otaknya. Bahkan dia tidak tahu mengapa bisa merasa sendiri dan sedih padahal memiliki keluarga yang menyayanginya dan teman-teman yang ada di sekelilingnya. Ellie sering menyakiti dirinya sendiri dan beberapa kali berupaya bunuh diri.

Seseorang yang Tampak 'Normal', Belum Tentu Mentalnya Baik-baik SajaFoto: Facebook Ellie Newton
Bahkan sebelum melakukan upaya bunuh diri, Ellie merencanakan kematian di mana dirinya tampak normal. "Saya menyiapkan catatan, di situ saya bilang pakaian yang saya pakai saat saya ditemukan, termasuk lagu yang dimainkan di upacara kematian saya. Obat anti depresan tidak berpengaruh," paparnya.

Ellie mengaku sering mendengar suara yang menyuruhnya menyakiti diri sendiri. Suara itu juga mengatakan bahwa hidupnya tidak layak dijalani dan hal itu benar-benar membuat Ellie takut. Karena kondisinya, Ellie pun menemui Layanan Kesehatan Mental Anak dan Remaja (CAMHS). Dia didiagnosis mengalami depresi, ansietas dan psikosis.

Depresi, kata Ellie, bukan sekadar kadang-kadang merasa sedih, tapi merupakan kesedihan luar biasa sepanjang waktu. Tak cuma sedih, ada pula perasaan mudah tersinggung, juga merasa stres karena merasa seperti punya beban yang terus-menerus. Parahnya hal ini membuat yang bersangkutan jadi tidak bisa melakukan tugas-tugas sederhana.

Baca juga: Mengaku Pernah Diperkosa, Lady Gaga Kini Giat Kampanye Kesadaran PTSD

Psikolog anak dan dokter membantu Ellie melalui hari-harinya yang berat. Bahkan Ellie harus mengonsumsi obat untuk orang dewasa karena tidak ada obat yang bisa membantu anak seusianya. Kini di usianya yang sudah 18 tahun, dia menyudahi perawatannya di CAMHS.

"Ini bukan berarti saya jadi lebih baik, tapi karena saya tidak lagi bisa mendapat perawatan di CAMHS karena usia saya," imbuh Ellie.

Meski punya masalah dengan kesehatan mental, kini Ellie merasa tidak malu. Karena kondisi ini justru membuatnya jadi lebih menghargai hidup, keluarga dan teman-temannya. Ketika masa-masa buruk kembali dialaminya, Ellie kini lebih berusaha mencari penyelesaian jangka panjang.

"Hanya karena Anda tidak bisa melihat penyakitnya, penyakit ini lantas tidak nyata lho ya. Penyakit ini akan terus ada bersama saya, tapi karena ada obat-obatan dan tahu bagaimana cara mengatasinya, saya bisa hidup dalam kehidupan yang normal," terang Ellie. (vit/rdn)

Berita Terkait