Dampak Patah Hati ke Tubuh, dari Makin Langsing Hingga Picu Kematian

Dampak Patah Hati ke Tubuh, dari Makin Langsing Hingga Picu Kematian

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Senin, 02 Jan 2017 12:05 WIB
Dampak Patah Hati ke Tubuh, dari Makin Langsing Hingga Picu Kematian
Foto: thinkstock
Jakarta - Dampak yang muncul saat patah hati paling teramati pada kejiwaan. Tapi jangan salah, penurunan berat badan dan bahkan kematian juga bisa dipicu oleh rasa sedih karena kehilangan sesuatu.

Seperti yang terjadi di akhir tahun 2016, seorang perempuan sukses menurunkan bobot hingga 46 kg hanya dalam 3 tahun. Rasa kecewa terhadap pasangannya yang berselingkuh membakar motivasinya untuk hidup lebih sehat melalui program penurunan berat badan.

Baca juga: Sakit Hati Diselingkuhi, Wanita Ini Sukses Turunkan Bobot 46 Kg

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih di penghujung 2016, kematian Carrie Fisher sang pemeran Princess Leia di film Star Wars juga berdampak pada orang terdekatnya. Tak lama berselang, ibunya yakni Debbie Reynold yang larut dalam kesedihan akhirnya menyusul sang 'Princess'. Debbie mengalami serangan stroke yang mematikan.

Baca juga: Ketika Ditinggal Orang yang Dicintai Berujung Kematian

Di kalangan para ilmuwan, dampak patah hati pada kesehatan sudah lama menjadi perhatian. Berbagai penelitian pernah dilakukan untuk mengungkapnya, dan berikut ini beberapa fakta terkait hal itu seperti dirangkum dari pemberitaan detikHealth sebelumnya.

1. Perubahan denyut jantung

Foto: thinkstock
Umumnya, rasa sedih berdampak buruk pada kesehatan kardiovaskular. Penelitian di Denmark mengungkap bahwa dalam setahun setelah putus cinta, risiko mengalami denyut jantung tidak teratur atau atrial fibrilation meningkat hingga 40 persen. Makin tua usia seseorang, risikonya bahkan bisa lebih tinggi lagi.

Namun dampak tersebut bisa berbeda-beda secara individual. Dalam sebuah artikel di situs Reddit, seorang pria mengunggah hasil eksperimen yang dilakukannya dalam sebulan setelah putus cinta. Data yang terekam dalam perangkat heart rate monitoring miliknya menunjukkan denyut jantungnya justru makin stabil dalam 30 hari sejak berpisah dari kekasihnya.

"Well, setidaknya kamu punya data yang membuktikan bahwa dirimu lebih baik saat tidak bersamanya," katanya.

Baca juga: Ini yang Dialami Jantung Lelaki, 30 Hari Setelah Putus Cinta


2. Penurunan berat badan

Foto: ilustrasi/thinkstock
Dampak positif dari hati yang terluka juga dialami oleh seorang perempuan bernama Betsy Ayala. Bobotnya mencapai 118 kg ketika ia mendapati pasangannya selingkuh. Betapa sakit hati Betsy karena kenyataan pahit itu harus terungkap persis setelah melahirkan anak kedua.

Energi berlebih yang meledak-ledak dari kekecewaan tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Betsy. Dari peristiwa tersebut, ia mendapat motivasi ekstra untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Dalam 3 tahun berselang, bobotnya turun sebanyak 46 kg.

Baca juga: Sakit Hati Diselingkuhi, Wanita Ini Sukses Turunkan Bobot 46 Kg

3. Kematian akibat broken heart syndrome

Foto: ilustrasi/thinkstock
Kematian Debbie Reynold, ibunda Carrie Fisher yang berdekatan waktunya mengingatkan pada broken heart syndrome atau sindrom patah hati. Sindrom ini sering dikaitkan dengan takotsubo cardiomyopathy, yang dampaknya paling terasa di sistem kardiovaskular.

Ketika seseorang mengalami patah hati atau kesedihan yang mendalam, tubuh memproduksi lebih banyak hormon stres atau kortisol. Pada sebagian orang, kondisi ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung maupun stroke.

Baca juga: Risiko Stroke Meningkat 40 Persen Hingga Setahun Setelah Putus Cinta

Halaman 2 dari 4
Umumnya, rasa sedih berdampak buruk pada kesehatan kardiovaskular. Penelitian di Denmark mengungkap bahwa dalam setahun setelah putus cinta, risiko mengalami denyut jantung tidak teratur atau atrial fibrilation meningkat hingga 40 persen. Makin tua usia seseorang, risikonya bahkan bisa lebih tinggi lagi.

Namun dampak tersebut bisa berbeda-beda secara individual. Dalam sebuah artikel di situs Reddit, seorang pria mengunggah hasil eksperimen yang dilakukannya dalam sebulan setelah putus cinta. Data yang terekam dalam perangkat heart rate monitoring miliknya menunjukkan denyut jantungnya justru makin stabil dalam 30 hari sejak berpisah dari kekasihnya.

"Well, setidaknya kamu punya data yang membuktikan bahwa dirimu lebih baik saat tidak bersamanya," katanya.

Baca juga: Ini yang Dialami Jantung Lelaki, 30 Hari Setelah Putus Cinta


Dampak positif dari hati yang terluka juga dialami oleh seorang perempuan bernama Betsy Ayala. Bobotnya mencapai 118 kg ketika ia mendapati pasangannya selingkuh. Betapa sakit hati Betsy karena kenyataan pahit itu harus terungkap persis setelah melahirkan anak kedua.

Energi berlebih yang meledak-ledak dari kekecewaan tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Betsy. Dari peristiwa tersebut, ia mendapat motivasi ekstra untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Dalam 3 tahun berselang, bobotnya turun sebanyak 46 kg.

Baca juga: Sakit Hati Diselingkuhi, Wanita Ini Sukses Turunkan Bobot 46 Kg

Kematian Debbie Reynold, ibunda Carrie Fisher yang berdekatan waktunya mengingatkan pada broken heart syndrome atau sindrom patah hati. Sindrom ini sering dikaitkan dengan takotsubo cardiomyopathy, yang dampaknya paling terasa di sistem kardiovaskular.

Ketika seseorang mengalami patah hati atau kesedihan yang mendalam, tubuh memproduksi lebih banyak hormon stres atau kortisol. Pada sebagian orang, kondisi ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung maupun stroke.

Baca juga: Risiko Stroke Meningkat 40 Persen Hingga Setahun Setelah Putus Cinta

(up/vit)

Berita Terkait