Jakarta -
Dibandingkan laki-laki, perempuan punya siklus hormonal yang rumit. Walau siklus tersebut utamanya berkaitan dengan sistem reproduksi, pengaruhnya dirasakan juga pada fungsi tubuh lainnya, termasuk otot-otot untuk olahraga.
Sebagai contoh, saat menstruasi hari pertama, banyak perempuan meliburkan diri dari rutinitas olahraga. Nyeri menstruasi, mood swing yang susah diprediksi, merupakan sebagian dari berbagai dampak siklus hormonal yang akhirnya menghalangi aktivitas fisik.
Walaupun, tentu saja selalu ada perdebatan terkait hal itu. Beberapa penelitian membuktikan bahwa metabolisme energi justru lebih efisien pada saat seorang perempuan sedang datang bulan. Dan faktanya, tidak sedikit perempuan tetap aktif secara fisik meski sedang menstruasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bagian lain siklus menstruasi, perubahan hormon juga berpengaruh pada kegiatan olahraga. Jenis olahraga tertentu lebih cocok dilakukan pada saat menstruasi, dan jenis lainnya ada yang lebih cocok dilakukan pada masa subur.
Dirangkum dari Livestrong, berikut ini jenis-jenis olahraga yang paling cocok berdasarkan siklus menstruasi.
1. Hari 1-7
Foto: thinkstock
|
Pada periode ini, penurunan kadar hormon esterogen memudahkan otot dalam mengakses sumber energi yakni karbohidrat maupun glukosa. Para pakar menganjurkan olahraga jenis HIIT (High Intensity Interval Training) pada periode ini karena jenis olahraga ini membutuhkan metabolisme yang sangat cepat, dan glukosa atau gula adalah bahan bakar yang paling tepat.
Baca juga: Mau Tetap Olahraga Saat Menstruasi? Bisa, Ini 5 Latihan yang Dianjurkan
2. Hari 8-14
Foto: thinkstock
|
Paruh kedua dari fase folikular ditandai dengan peningkatan hormon testoteron memberikan keuntungan bagi proses recovery atau pemulihan sel-sel otot. Jenis olahraga angkat beban yang lebih mengutamakan latihan strength atau kekuatan paling cocok dilakukan pada fase ini karena banyak membutuhkan proses recovery.
Baca juga: 5 Tips Mempersiapkan Olahraga Saat Sedang Datang Bulan
3. Hari 15-21
Foto: thinkstock
|
Selepas fase folikular, siklus menstruasi memasuki fase lutheal. Terjadi lonjakan hormon esterogen dan progesteron, yang kemudian kembali anjlok mendekati masa subur. Fluktuasi hormonal yang ekstrem bukan kondisi ideal untuk melakukan olahraga dengan intensitas tinggi.
Disarankan pada fase ini untuk lebih memilih olahraga yang melatih kardiovaskular seperti lari kecil, atau olahraga dengan intensitas yang lebih rendah seperti pilates.
4. Hari 22-28
Foto: thinkstock
|
Fluktuasi hormonal memuncak pada sekitar 5 hari menjelang datang bulan. Pada masa-masa ini, temperatur basal meningkat dan metabolisme mulai berubah. Jika semula lebih mudah mengakses sumber energi dalam bentuk glukosa atau gula, pada masa ini tubuh lebih mengandalkan pembakaran lemak. Itu sebabnya, beberapa pakar menyebut olahraga saat datang bulan punya kelebihannya sendiri.
Namun demikian, efek perubahan hormonal sifatnya sangat individual. Jenis olahraga yang paling tepat bisa berbeda-beda. Selama bisa dirasakan nyaman oleh tubuh, olahraga apapun jenisnya akan selalu bermanfaat.
Pada periode ini, penurunan kadar hormon esterogen memudahkan otot dalam mengakses sumber energi yakni karbohidrat maupun glukosa. Para pakar menganjurkan olahraga jenis HIIT (High Intensity Interval Training) pada periode ini karena jenis olahraga ini membutuhkan metabolisme yang sangat cepat, dan glukosa atau gula adalah bahan bakar yang paling tepat.
Baca juga:
Mau Tetap Olahraga Saat Menstruasi? Bisa, Ini 5 Latihan yang DianjurkanParuh kedua dari fase folikular ditandai dengan peningkatan hormon testoteron memberikan keuntungan bagi proses recovery atau pemulihan sel-sel otot. Jenis olahraga angkat beban yang lebih mengutamakan latihan strength atau kekuatan paling cocok dilakukan pada fase ini karena banyak membutuhkan proses recovery.
Baca juga: 5 Tips Mempersiapkan Olahraga Saat Sedang Datang Bulan
Selepas fase folikular, siklus menstruasi memasuki fase lutheal. Terjadi lonjakan hormon esterogen dan progesteron, yang kemudian kembali anjlok mendekati masa subur. Fluktuasi hormonal yang ekstrem bukan kondisi ideal untuk melakukan olahraga dengan intensitas tinggi.
Disarankan pada fase ini untuk lebih memilih olahraga yang melatih kardiovaskular seperti lari kecil, atau olahraga dengan intensitas yang lebih rendah seperti pilates.
Fluktuasi hormonal memuncak pada sekitar 5 hari menjelang datang bulan. Pada masa-masa ini, temperatur basal meningkat dan metabolisme mulai berubah. Jika semula lebih mudah mengakses sumber energi dalam bentuk glukosa atau gula, pada masa ini tubuh lebih mengandalkan pembakaran lemak. Itu sebabnya, beberapa pakar menyebut olahraga saat datang bulan punya kelebihannya sendiri.
Namun demikian, efek perubahan hormonal sifatnya sangat individual. Jenis olahraga yang paling tepat bisa berbeda-beda. Selama bisa dirasakan nyaman oleh tubuh, olahraga apapun jenisnya akan selalu bermanfaat.
(up/vit)