Hal itulah yang dirasakan salah satu ibu bernama Landee Tim. Sang anak, Henry didiagnosis cranial plagiocephaly, kondisi di mana terbentuk area datar di bagian belakang atau samping kepala bayi. Perasaan Tim hancur ketika ia tahu sang anak mesti memakai helm korektif untuk membantu tengkoraknya berkembang dengan baik.
Tim merasa karena kesalahannyalah sang anak harus memakai helm seperti itu selama berbulan-bulan. Tim mengatakan setelah Henry memakai helm itu, ia sering mendapat pertanyaan yang menyakitkan dari orang lain dan itu membuatnya malu serta frustasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari situlah Tim dan suaminya berpikir jika saja helm korektif itu bisa dilukis, pasti penampilan sang anak tak terlalu menyeramkan. Nahm beberapa waktu kemudian, Tim bertemu dengan Paula Strawn, seniman di Washington yang melukis helm korektif untuk anak-anak. Langsung saja Tim meminta Strawn melukis helm korektif Henry supaya mirip helm pilot.
Foto: Dokumentasi pribadi |
"Reaksi orang-orang berubah. Banyak orang tersenyum melihat Henry dan mengatakan ia lucu. Bahkan, beberapa orangtua menanyakan di mana bisa membeli helm itu. Ya, mereka tidak tahu bahwa helm yang dipakai Henry adalah helm korektif," tambah Tim.
Baca juga: Saat Tengkorak Tidak Tumbuh dan Malah Merusak Otak si Kecil
Strawn sendiri mengatakan dirinya mulai melukis helm korektif untuk anak di tahun 2003. Kala itu, seorang teman memintanya mengubah helm korektif cucunya agar terlihat lebih indah. Dalam satu minggu, Strawn bisa menghabiskan waktu 60 sampai 80 jam untuk menghias helm korektif kliennya.
Foto: Dokumentasi pribadi |
Sejak tahun 2003, sudah sekitar 3.000 helm dilukis Strawn. Dengan pekerjaannya saat ini, Strawn merasa bersyukur karena dia bisa membantu mengubah tangis orang tua yang sedih ketika anaknya dipandang aneh saat memakai helm korektif, menjadi senyuman.
"Apa yang saya kerjakan bisa jadi bentuk terapi untuk orang tua. Mereka amat bersemangat melihat desain helm dan detailnya. Setelah jadi dan helm itu dipakaikan ke anak mereka, senyum mengembang di wajah mereka. Saya senang sekali," tutur Strawn.
Foto: Dokumentasi pribadi |
Dikutip dari Cranial Tech, cranial plagiocephaly disebut juga flat head syndrome. Plagiocephaly memiliki karakteristik berkembangnya area datar di belakang atau sisi kelapa bayi. Banyak faktor menyebabkan kondisi ini apalagi mengingat tengkorak bayi amat lembut dan tekanan dari kegiatan sehari-hari misalnya posisi tidur di kasur dan car seats bisa saja membuat tengkorak bayi mengalami perubahan bentuk.
Faktor lain yang bisa jadi penyebab di antaranya posisi bayi di rahim, lahir kembar, lahir prematur, Congenital Muscular Torticollis (CMT) di mana otot leher mengetat dengan tidak normal dan membuat kepala bayi miring ke satu sisi, tidur tengkurap, dan pengaruh alat yang digunakan untuk menggendong atau membawa bayi.
"Plagiocephaly tidak memengaruhi otak anak. Hanya saja, bentuk kepala anak jadi tidak normal sampai ia dewasa ketika kondisi ini tidak ditangani. Untuk penanganannya, bisa dilakukan perubahan posisi bayi dalam keseharian dan yang paling banyak dilakukan adalah penggunaan helm korektif selama beberapa waktu," tulis Cranial Tech.
Baca juga: Bocah 2 Tahun Ini Lahir dengan Tengkorak Bolong-bolong Seperti Keju
Foto: Dokumentasi pribadi |












































Foto: Dokumentasi pribadi
Foto: Dokumentasi pribadi
Foto: Dokumentasi pribadi
Foto: Dokumentasi pribadi