Jakarta -
Jangan anggap enteng jika setelah menyikat gigi kemudian muncul darah di gusi. Bisa jadi ini adalah tanda bahwa Anda mengalami masalah serius di gusi atau bagian dalam mulut.
"Pendarahan di gusi tidak selalu wajar, bisa menjadi pertanda atau gejala dari penyakit gusi," tutur dokter gigi Sally Cram, DDS, dikutip dari Men's Health.
Selain karena menyikat gigi terlalu kencang, gusi berdarah juga bisa terjadi akibat penyebab lain. Apa saja? Berikut 5 hal pemicu gusi berdarah, seperti dirangkum dari Men's Health:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini yang Perlu Dipahami Sebelum Bersihkan Sisa Makanan di Gigi Pakai Tusuk Gigi
Simak video 20detik di bawah ini:
1. Kurang bersih menyikat gigi
Foto: thinkstock
|
Menurut Cram, bakteri membutuhkan waktu hanya sekitar 24 jam untuk memicu peradangan yang berujung pada gusi berdarah. Oleh sebab itu, ketika Anda tak bersih atau mungkin terburu-buru saat menyikat gigi, kemungkinan Anda untuk mengalami gusi berdarah keesokan harinya cukup tinggi.Untuk mencegah hal ini terjadi, sediakan waktu khusus untuk menyikat gigi agar tak terburu-buru. Perhatikan sela gigi yang mungkin luput, supaya bakteri bisa tersapu bersih dan tak berkembangbiak.
2. Kadar hormon
Foto: thinkstock
|
Ketika kadar hormon berfluktuasi, misalnya saat memasuki pubertas, kehamilan, menstruasi, atau menopause, tubuh akan menjadi lebih sensitif terhadap plak yang kemudian dapat memicu perdarahan di gusi. Dalam kasus ini, Cram menganjurkan Anda untuk menggunakan mouthwash secara teratur selama fase tersebut, sampai kadar hormon kembali stabil.
3. Stres dan kelelahan
Foto: Ilustrasi ibu depresi (thinkstock)
|
"Segala sesuatu hal yang berkaitan dengan penurunan daya tahan tubuh, maka berhubungan juga dengan risiko gusi berdarah," tutur Cram.Menurutnya, ketika imun sedang drop maka kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan peradangan juga ikut menurun. Sebisa mungkin, jagalah imun tubuh dengan menerapkan gaya hidup sehat. Termasuk di antaranya perbaiki pola makan, pola tidur dan kendalikan stres.
4. Konsumsi obat-obatan tertentu
Foto: thinkstock
|
Sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menjadi salah satu pemicu gusi berdarah. Sebagian dari obat tertentu seperti antidepresan dan obat tekanan darah, dapat membuat mulut kering dan kurangnya air liur memungkinkan bakteri untuk berkembang biak.Cram berpesan, jika kondisi ini dirasa cukup mengganggu dan berbahaya, tak ada salahnya Anda coba berkonsultasi dengan dokter dan jangan dipaksakan untuk terus mengonsumsi obat tersebut.
5. Radang gusi
Foto: Thinkstock
|
Gingivitis atau radang pada gusi biasanya muncul akibat adanya penumpukan plak dan bakteri. Plak sendiri terbentuk secara alami di sekitar gigi dari bakteri, ludah dan sisa makanan.Bercampur dengan bakteri, plak dapat mengiritasi dan menyebabkan reaksi radang pada gusi. Akibatnya, gusi pun menjadi bengkak dan infeksi. Saat tertekan, misalnya terdorong oleh sikat saat Anda menyikat gigi, biasanya gusi akan mengeluarkan darah.
Faktanya, semakin lama plak berada di lokasi tersebut, maka peradangan dan pembengkakan akan semakin meluas. Yang menjadi masalah, kebanyakan orang tak tahu dirinya terkena kondisi ini karena biasanya gingivitis tidak menimbulkan rasa nyeri.
Baca juga: Kondisi-kondisi yang Mengharuskan Gigi Geraham Bungsu Dicabut
Menurut Cram, bakteri membutuhkan waktu hanya sekitar 24 jam untuk memicu peradangan yang berujung pada gusi berdarah. Oleh sebab itu, ketika Anda tak bersih atau mungkin terburu-buru saat menyikat gigi, kemungkinan Anda untuk mengalami gusi berdarah keesokan harinya cukup tinggi.
Untuk mencegah hal ini terjadi, sediakan waktu khusus untuk menyikat gigi agar tak terburu-buru. Perhatikan sela gigi yang mungkin luput, supaya bakteri bisa tersapu bersih dan tak berkembangbiak.
Ketika kadar hormon berfluktuasi, misalnya saat memasuki pubertas, kehamilan, menstruasi, atau menopause, tubuh akan menjadi lebih sensitif terhadap plak yang kemudian dapat memicu perdarahan di gusi. Dalam kasus ini, Cram menganjurkan Anda untuk menggunakan mouthwash secara teratur selama fase tersebut, sampai kadar hormon kembali stabil.
"Segala sesuatu hal yang berkaitan dengan penurunan daya tahan tubuh, maka berhubungan juga dengan risiko gusi berdarah," tutur Cram.
Menurutnya, ketika imun sedang drop maka kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan peradangan juga ikut menurun. Sebisa mungkin, jagalah imun tubuh dengan menerapkan gaya hidup sehat. Termasuk di antaranya perbaiki pola makan, pola tidur dan kendalikan stres.
Sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menjadi salah satu pemicu gusi berdarah. Sebagian dari obat tertentu seperti antidepresan dan obat tekanan darah, dapat membuat mulut kering dan kurangnya air liur memungkinkan bakteri untuk berkembang biak.
Cram berpesan, jika kondisi ini dirasa cukup mengganggu dan berbahaya, tak ada salahnya Anda coba berkonsultasi dengan dokter dan jangan dipaksakan untuk terus mengonsumsi obat tersebut.
Gingivitis atau radang pada gusi biasanya muncul akibat adanya penumpukan plak dan bakteri. Plak sendiri terbentuk secara alami di sekitar gigi dari bakteri, ludah dan sisa makanan.
Bercampur dengan bakteri, plak dapat mengiritasi dan menyebabkan reaksi radang pada gusi. Akibatnya, gusi pun menjadi bengkak dan infeksi. Saat tertekan, misalnya terdorong oleh sikat saat Anda menyikat gigi, biasanya gusi akan mengeluarkan darah.
Faktanya, semakin lama plak berada di lokasi tersebut, maka peradangan dan pembengkakan akan semakin meluas. Yang menjadi masalah, kebanyakan orang tak tahu dirinya terkena kondisi ini karena biasanya gingivitis tidak menimbulkan rasa nyeri.
Baca juga: Kondisi-kondisi yang Mengharuskan Gigi Geraham Bungsu Dicabut
(ajg/vit)