.webp)
Alasan mengapa awalnya air alkali diklaim dapat bermanfaat untuk kanker adalah karena ia disebut-sebut akan menciptakan lingkungan basa di dalam tubuh. Sel kanker butuh lingkungan asam untuk tumbuh dan ketika tubuh berubah menjadi basa maka diasumsikan dengan sendirinya akan mati atau tidak pernah timbul.
Profesor Jorge J. Nieva dari Norris Comprehensive Cancer Center, University of Southern California, menjelaskan nyatanya konsumsi air alkali tidak mampu mengubah kadar keasaman di dalam tubuh. Tubuh memiliki sistem regulasi yang secara otomatis akan mengubah tingkat keasaman segala jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kadar pH tubuh tidak akan berubah dari 7,4 menjadi 7,6. Bila (keasaman -red) berubah terlalu jauh maka Anda akan berakhir di ICU," kata Profesor Jorge kepada Quora dan dikutip Kamis (9/2/2017).
Hal yang sama diutarakan juga oleh spesialis gizi klinik dr Samuel Oetoro dari Siloam Hospital. Di dalam tubuh paru-paru dan ginjal bekerja setiap waktu sehingga kandungan darah seseorang sama sekali tidak akan berubah.
"Kalau pH darah itu asam atau basa, yang ngatur adalah organ paru dan ginjal bukan dari air yang kita minum," ujarnya.
Kembali pada kasus air alkali bermanfaat untuk kanker, sel kanker memang diketahui tidak bisa hidup di lingkungan basa tapi begitu juga kasusnya untuk sel normal. Artinya bahkan bila seseorang bisa sengaja mengubah tingkat keasaman tubuh maka hal yang sama akan merusak dirinya.
Konsultan nutrisi Jansen Ongko, Msc, RD, mengatakan kebanyakan masyarakat Indonesia memang mudah termakan oleh klaim palsu. Bila seseorang merasa bisa mendapat manfaat dari air alkali kemungkinan itu karena hal lain.
"Kenapa kulitnya bisa jadi cerah kenyal? Ya karena dia jadi lebih banyak minum air, yang biasanya dehidrasi jadi cukup," pungkas Jansen.
Baca juga: Banyak Klaim Produk Sehat, Bagaimana Cara Bijak Menyikapinya (fds/vit)
