"Sebetulnya kita sisihkan waktu 30 menit sehari aja buat main sama anak, itu nggak sulit kan. Makanya kita sering ada campaign teman main anak, sisihkan main sama anak 30 menit aja, fokus, tanpa gadget, kita ikutin anak maunya apa," tutur psikolog anak dari Tiga Generasi Chitra Annisya MPsi., Psikolog.
Menurut Chitra, kegiatan seperti itu sudah merupakan pemenuhan kebutuhan anak akan perhatian dan kasih sayang. Apalagi, orang tua secara tak sadar juga sudah membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan mengajak mereka bermain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Anak Minta Dibelikan Mainan Baru Saat Mainannya Rusak, Haruskah Dituruti?
Lalu, dengan bermain anak-anakan di mana anak berpura-pura menggendong bayi yang tak lain boneka, ia juga bisa belajar empati. Ketika si bayi menangis, maka apa yang mesti dilakukan. Dengan begitu, anak juga bisa belajar berbagai macam emosi. Chitra mengatakan, secara tidak langsung anak tahu apa 'perasaan' si mainan.
Saat mengajak anak bermain, tak mesti juga lho dengan mainan. Misalnya kotak susu, bisa dijadikan mobil-mobilan yang kemudian dijalankan. Untuk itu, Chitra mengatakan semakin kreatif orang tua maka semakin banyak sesuatu yang bisa dijadikan mainan.
"Bahkan kalau kita lihat kan di daerah pelosok atau pedalaman, itu mainannya dari alam ya, seperti akar kelapa. Terus banyak maianan tradisional lainnya. Jadi orang tua memang perlu kreatif," kata Chitra saat berbincang dengan detikHealth di sela-sela 'Konsulteatime' baru-baru ini.
Baca juga: Saat Momen Haid Pertama Anak Diisi dengan Sebuah Perayaan (rdn/vit)











































