Menurut dr Dharmawan A. Purnama, SpKJ, ADHD ini sebenarnya tidak mungkin disembuhkan total, hanya dikendalikan.
"Prinsipnya bukan sembuh ya, tapi dipulihkan agar terkendali. ADHD ini sifatnya varian individu, sesuatu yang berlainan. Dibilang penyakit juga bukan, tapi gangguan," imbuh dr Dharmawan kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serupa seperti autisme, ADHD dikatakan oleh dr Dharmawan juga ada yang kategori ringan, sedang dan berat. Ketika anak memiliki ADHD kategori ringan, biasanya gejala-gejala ADHD-nya tidak terlihat saat dewasa. Terutama sejak anak berusia 12 tahun.
Ia pun melanjutkan, ada sebuah hasil penelitian yang menyebutkan bahwa sekitar 50-60 persen ADHD saat anak bisa berlanjut sampai dewasa. Nah, ADHD saat dewasa ini yang dikatakan oleh dr Dharmawan akibat dari kebiasaan-kebiasaan yang didiamkan dan dianggap baik-baik saja, meskipun sebenarnya tidak demikian.
"Jadi yang sedang atau berat biasanya nanti saat remaja atau dewasa masih ada sisa gejalanya," imbuh dr Dharmawan.
Kalaupun pasien diberikan intervensi berupa obat dan terapi, maka diharapkan anak tetap dilatih untuk beraktivitas. Ini supaya kreativitasnya tidak 'ditutup'. Dengan begitu, anak bisa mengendalikan dengan baik ADHD-nya, sehingga tidak berlanjut sampai remaja dan dewasa.
Baca juga: Kenali, Tanda-tanda Anak dengan ADHD yang Perlu Diketahui Orang Tua
(ajg/vit)











































