Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG) Dr dr dr Budi Wiweko, SpOG (K), yang akrab disapa dr Iko menjelaskan bahwa sebetulnya tubuh juga tetap mengalami penguapan cairan di suhu yang dingin. Hanya saja bedanya tidak seperti ketika berada di lingkungan dengan suhu panas, di mana keringat dapat tampak jelas keluar dari kulit.
"Di ruangan AC karena kelembapan yang rendah akan terjadi penguapan tidak berasa. Insensible perspiration. Komponen cairan di dalam pembuluh darah pasti berkurang tapi tidak terasa haus karena dingin," ungkap ria yang akrab disapa dr Iko ketika ditemui dalam pencanangan gerakan Ayo Minum Air (AMIR) di SDN Rawamangun 12 Pagi, Jakarta Timur, Kamis (2/2/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila seseorang bekerja diruangan ber-AC dan tidak sadar bahwa tubuhnya kekurangan cairan maka ia bisa merasakan gejala seperti penurunan tingkat konsentrasi. Oleh karena itu dr Iko mengatakan penting untuk menyadari tanda-tanda dehidrasi lainnya seperti bibir atau kulit yang mengering.
"Tetap kita bisa rasakan hal lain seperti bibir jadi lebih kering. Jadi tidak perlu kita menunggu haus. Kalau bibir kering maka cepat minum," lanjut dr Iko.
"Upayakan kalau diruangan ber-AC kita harus sebanyak mungkin minum air. Satu gelas dua gelas untuk menghindari sebelum terjadinya dehidrasi," pungkasnya.
Baca juga: Anak Juga Bisa Dehidrasi, Yuk Kenali Tanda-tandanya (fds/vit)











































