Pada kasus saraf terjepit karena cedera Sekretaris Jenderal Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) dr Andi Kurniawan, SpKO, mengatakan umumnya terjadi saat seseorang melakukan olahraga. Postur tubuh yang salah menempatkan beban berlebih pada tulang punggung dan mendorong terjadinya pergeseran yang tak diinginkan.
Baca juga: Saraf Terjepit, Apakah Harus Selalu Dioperasi?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi treatmentnya juga bisa dengan olahraga... Otot punggung harus dilatih lebih kuat supaya tulang belakang bisa lebih stabil. Karena dia kan menopang ruas tulang belakang supaya dia tidak bergeser (lebih jauh -red) menekan saraf," lanjut dr Andi.
Olahraga yang dianjurkan untuk para pasien saraf terjepit adalah latihan-latihan otot punggung dan otot inti. Berenang disebut dr Andi termasuk contoh yang bagus dari jenis olahraga tersebut karena bisa menstimulasi otot tanpa menempatkan beban berlebih pada tulang punggung.
Sementara itu olahraga yang harus dihindari adalah olahraga yang menempatkan beban pada punggung seperti misalnya mengangkat beban atau golf. Putaran mendadak pada tulang punggung yang terjadi ketika mengayunkan stik golf dapat semakin memperparah kondisi saraf terjepit.
"Berenang itu bagus karena dia non-weight bearing artinya tidak membebani tulang. Ketika berenang karakteristiknya itu otot-otot punggung akan bekerja berkontraksi sehingga di situlah dia melatih kondisi tulang belakang," pungkas dr Andi.
Baca juga: 4 Faktor Risiko Pendorong Kejadian Saraf Terjepit
(fds/vit)











































