Pesan ini disampaikan oleh dokter spesialis kanker dari RS Mitra Keluarga Bekasi dr Wim Panggarbesi, SpB(K)Onk. dr Wim menjelaskan bahwa kebiasaan makan makanan panas dari wadah berbahan styrofoam bisa memicu kanker.
"Styrofoam itu kan kalau dipanaskan bisa terurai bahan kimianya, kalau kita makan dari situ ya ikut termakan dan bisa merusak gen. Gen rusak itu yang nantinya bisa menjadi kanker," tutur dr Wim dalam seminar 'Multi Disciplinary Approach in Cancer Therapy in Managing Top Cancer Incident in Men & Women' yang diadakan di RS Mitra Keluarga Bekasi, Sabtu (11/3/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma kanker payudara seperti banyak diinformasikan, menurut dr Wim kebiasaan ini bisa memicu risiko semua jenis kanker. Namun secara spesifik, dikatakan bahwa yang paling berisiko muncul adalah kanker darah.
"Sebab yang paling mudah rusak itu kan bagian yang cepat membelah diri seperti sumsum tulang. Paling cepat itu," imbuhnya.
Maka dari itu, dr Wim menganjurkan Anda sebaiknya tidak menggunakan bahan styrofoam sebagai wadah makanan panas. Wadah jenis ini sebaiknya digunakan untuk makanan dengan suhu netral atau dingin saja.
Baca juga: Dokter: Kanker Jarang Ada Keluhan di Stadium Awal, Harus Diperhatikan
Di situs Unit Layanan Pengaduan Konsumen BPOM, ada penjelasan juga bahwa untuk kemasan yang berbahan polistiren busa atau styrofoam yang beredar di Indonesia, sudah diuji oleh BPOM dan menunjukkan hasil semuanya telah memenuhi syarat.
Pada tahun 2009, Kepala BPOM menyatakan hasil pengujian terhadap 17 produk kemasan styrofoam seperti gelas, mangkok, kotak segi empat, lunch box, dan piring, yang terbuat dari styrofoam, termasuk kemasan produk mi instan, terbukti aman digunakan sebagai kemasan pangan.
"Berdasarkan data tersebut, makanan yang dikemas dengan kemasan polistiren busa aman untuk dikonsumsi, dengan persyaratan sebagai berikut: tidak digunakan untuk mengemas langsung (harus diberi alas plastik atau kertas nasi). Tidak digunakan untuk mewadahi makanan dengan kadar minyak tinggi dan dalam keadaan panas," begitu penjelasan ULPK BPOM.
BPOM juga mewanti-wanti agar tidak menggunakan kemasan styrofoam dalam microwave. Selain itu masyarakat juga diimbau untuk tidak menggunakan kemasan styrofoam yang rusak atau berubah bentuk. (ajg/vit)











































