"Secara medis nggak ada pantangan mengonsumsi makanan tertentu," kata dr Wiyarni Pambudi SpA, IBCLC di sela-sela Media Gathering 'Life Style Solutions Tropical Party' yang diadakan Tiga Generasi dan Gabag di Titan Center, Bintaro, Tangerang, Sabtu (18/3/2017).
Justru, menurut dr Wi, ibu perlu mengonsumsi makanan yang membuat dia senang. Memang, paling baik jika ibu suka makanan yang sehat. Hanya saja, ketika ibu menyusui dipaksa setiap hari mengonsumsi sayur dan lauk yang itu-itu saja, ibu bisa tidak happy. Kondisi itu pun bisa membuatnya tertekan dan dapat berpengaruh pada produksi ASI yang menurun karena ibu merasa stres.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Wi menambahkan, lain halnya jika berbicara alergi pada anak. Memang, bisa saja timbul reaksi pada anak ketika dia alergi pada makanan yang dikonsumsi ibu. Diungkapkan dr Wi, alergi pada anak diturunkan jika ibu dan ayah atau salah satu pihak memiliki alergi.
"Misalnya saat ibu konsumsi protein tertentu dan anak mengangkap protein itu sebagai alergen, muncullah gejala alergi itu. Jadi, anak bukan alergi pada ASI ibu tapi makanan yang dikonsumsi. Makanan itu berefek karena si anak alergi," kata dokter yang juga ketua Sentra Laktasi Indonesia (Selasi) ini.
Pada kedua orang tua yang tidak memiliki alergi, anak masih memiliki kemungkinan alergi sepuluh persen. dr Wi menekankan, ketika ibu mengonsumsi asupan tertentu kemudian ada reaksi alergi, coba stop konsumsi makanan tersebut selama satu atau dua minggu.
"Biasanya sih membaik kalau pemicunya dieliminasi. Nanti dua sampai tiga minggu, dicoba makan asupan itu lagi, kalau muncul lagi ya dipantang makan itu. Berarti dia (bayi) alergi makanan itu," tutur dr Wi.
Baca juga: Ini yang Perlu Diperhatikan Bila Ingin Menyusui Dua Anak Sekaligus
(rdn/vit)











































